Berita

152 Ton Pangan Diselamatkan, NFA Luncurkan Platform Stop Boros Pangan

Jakarta — Badan Pangan Nasional (NFA) merilis Platform Stop Boros Pangan (SBP) sebagai sarana pemantauan, pelaporan, dan kolaborasi lintas mitra dalam menekan angka susut dan sisa pangan (SSP). Peluncuran dilakukan bertepatan dengan peringatan International Day of Awareness of Food Loss and Waste (IDAFLW) 2025 di Jakarta, Selasa (30/9/2025).

Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, menegaskan bahwa platform ini dirancang untuk memperkuat koordinasi sekaligus membuka akses informasi terkait pengelolaan pangan terbuang. “Kita harapkan platform ini bisa menjadi penghubung antar-mitra, memperkuat sinergi, dan menjaga keberlanjutan gerakan penyelamatan pangan. Jangan sampai hanya diluncurkan lalu hilang gaungnya,” ujar Arief. Dikutip dari badanpangan.go.id

Platform SBP dapat diakses melalui sbp.badanpangan.go.id dan menjadi wadah kolaborasi pentahelix yang melibatkan akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, dan media. Arief juga memberi apresiasi kepada Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) lewat program GRASP 2030, serta pemerintah daerah dan 11 Nutrihub yang turut memperingati IDAFLW 2025.

Target Nasional dan Internasional

Pengelolaan SSP menjadi bagian dari komitmen Indonesia dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) 2030, yang menargetkan pengurangan 50% food waste per kapita di tingkat ritel dan konsumen. Dukungan kebijakan juga tercantum dalam Perpres Nomor 12 Tahun 2025 tentang RPJMN 2025–2029, dengan target penyelamatan pangan 3–5% per tahun di bawah program Ekonomi Sirkular.

Fitur dan Manfaat SBP

Direktur Kewaspadaan Pangan NFA, Nita Yulianis, menjelaskan fitur utama SBP, yakni Lapor Mandiri, memungkinkan rumah tangga maupun pelaku usaha melaporkan jumlah pangan yang diselamatkan. Data akan terintegrasi secara nasional, menjadi dasar rekomendasi kebijakan, sekaligus menampilkan capaian per wilayah.

Hingga 30 September 2025, tercatat 152,3 ton pangan berhasil diselamatkan melalui platform ini dan telah didistribusikan kepada 211.156 penerima manfaat. “Inisiatif food rescue sudah dilakukan sebagian pelaku usaha, namun platform ini membuat langkah tersebut semakin terintegrasi lintas sektor,” jelas Nita.

Apresiasi dari Dunia Usaha

Direktur Eksekutif IBCSD, Indah Budiani, menilai platform SBP sebagai bukti nyata kolaborasi dalam menekan kerugian pangan. “Mengurangi susut dan sisa pangan berarti mengurangi pemborosan, menekan emisi, dan meningkatkan efisiensi ekonomi. Indonesia berpotensi menjadi contoh global dalam membangun sistem pangan berdaya saing,” katanya.

Dampak Susut dan Sisa Pangan

Menurut kajian Bappenas (2021), pangan terbuang di Indonesia mencapai 23–48 juta ton per tahun, setara 115–184 kilogram per orang. Jumlah ini bisa memberi makan 61–125 juta jiwa, hampir separuh populasi Indonesia. Kerugian ekonomi akibat SSP diperkirakan Rp213–551 triliun per tahun, atau sekitar 4–5% PDB. Tak hanya itu, SSP juga menyumbang 7,29% emisi gas rumah kaca nasional.

Dengan adanya platform Stop Boros Pangan, NFA berharap isu pangan terbuang bukan hanya menjadi wacana, melainkan gerakan nyata bersama untuk ketahanan pangan, keberlanjutan lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat.

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button