Berita

Indonesia Tawarkan Potensi Besar Perdagangan Karbon Berbasis Hutan Tropis di Expo 2025 Osaka

Jakarta — Pemerintah Indonesia kembali menegaskan komitmennya dalam aksi mitigasi perubahan iklim global melalui promosi potensi perdagangan karbon berbasis hutan tropis dalam ajang Business Forum on Forest Carbon Trade yang digelar di Paviliun Indonesia, World Expo 2025 di Osaka, Kansai, Jepang.

Forum ini merupakan hasil kolaborasi antara Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tokyo dan Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), serta dihadiri oleh perwakilan sektor publik dan swasta dari Indonesia dan Jepang.

Dalam forum tersebut, Indonesia memaparkan program unggulan Food and Land Use Coalition (FOLU) Net Sink 2030 yang menargetkan sektor kehutanan dan penggunaan lahan sebagai penyerap emisi karbon bersih pada tahun 2030.

“Program ini menjadi kerangka utama Indonesia dalam mencapai komitmen iklim serta mendorong terciptanya pasar karbon internasional yang kredibel dan berkelanjutan,” ujar Ketua Umum APHI Indroyono Soesilo, dalam keterangan resmi dari Jakarta, Minggu (11/5/2025). Dikutip dari antaranews.com

Indroyono juga menyoroti peluncuran Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbon) sebagai tonggak penting dalam transisi menuju ekonomi hijau nasional. Ia menegaskan bahwa Indonesia tidak hanya berperan dalam menjaga kelestarian hutan, tetapi juga mengubah perlindungan tersebut menjadi aset bernilai global.

Salah satu poin penting dalam diskusi forum adalah implementasi Mutual Recognition Arrangement (MRA) antara Indonesia dan Jepang. Mekanisme ini memungkinkan pengakuan lintas negara terhadap sertifikasi karbon, membuka peluang besar bagi proyek-proyek berbasis alam seperti restorasi lahan gambut dan rehabilitasi mangrove untuk menarik minat investor Jepang.

“Kolaborasi ini bukan hanya sekadar mekanisme teknis, tetapi juga simbol dari kepercayaan dan kepemimpinan bersama dalam agenda iklim global. Kami mengajak dunia, khususnya Jepang, untuk berinvestasi pada solusi iklim berbasis hutan tropis Indonesia,” tutur Penasihat FOLU Net Sink 2030, Agus Justianto.

Forum ini juga menjadi saksi penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara pelaku usaha Indonesia dan mitra dari Jepang, mencakup kerja sama dalam proyek-proyek berbasis solusi alam dan perlindungan keanekaragaman hayati.

Indonesia menekankan peran penting ekosistem mangrove yang mampu menyerap karbon lima kali lebih besar dibandingkan dengan ekosistem daratan. Dengan dukungan kebijakan pemerintah, infrastruktur pengukuran dan verifikasi yang transparan, serta regulasi yang semakin kuat, Indonesia siap menjadi pemain utama dalam penyediaan kredit karbon berbasis hutan tropis di pasar global.

“Forum bisnis ini adalah langkah awal membangun kemitraan baru menuju ekonomi rendah karbon yang inklusif dan berkeadilan,” kata Direktur Paviliun Indonesia, Didik Darmanto.

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button