Bangkit dari Utang 1M, Pemuda 23 Tahun Jadi Pengusaha Properti

Bangkit dari Lilitan Utang – Tak semua orang mampu bangkit setelah jatuh, apalagi ketika beban hidup begitu berat di usia muda. Namun, kisah ini membuktikan bahwa kegagalan bukanlah akhir. Dari lilitan utang miliaran rupiah di usia 23 tahun, seseorang justru menemukan jalan menuju kesuksesan yang lebih besar. Perjalanan penuh luka, tekad, dan kerja keras ini menjadi inspirasi bagi siapa pun yang tengah berjuang keluar dari keterpurukan.
Mengalami kebangkrutan di usia muda bisa jadi pukulan telak bagi siapa pun. Tapi bagi Genta Gantara, justru dari titik terendah itulah jalan kesuksesan mulai terbuka. Kisah hidupnya bukan hanya soal perjuangan melunasi utang 1 miliar di usia 23 tahun, tapi juga tentang bagaimana mental baja dan keimanan bisa menjadi fondasi untuk membangun bisnis properti yang kini sukses ia jalankan.
Awal Mula Terjerat Utang
Genta mengawali karier bisnisnya dengan berbagai usaha kecil-kecilan. Mulai dari jualan keripik hingga bronis demi mencukupi kebutuhan kuliah tanpa mengandalkan orang tua. Keuletannya mulai membuahkan hasil ketika ia terjun sebagai agen properti dan berhasil menjual satu unit rumah dengan fee hingga Rp17 juta—cukup untuk membayar dua semester kuliahnya.
Namun keberhasilan itu menimbulkan rasa percaya diri berlebihan. Genta mulai mengumpulkan dana investasi dari teman-temannya hingga hampir Rp1 miliar untuk ditanamkan dalam bisnis titip dana. Sayangnya, dana tersebut hilang karena diserahkan ke pihak yang salah. Di usia 23 tahun, Genta harus menanggung utang setengah miliar rupiah lebih, tanpa sisa uang, dan dengan reputasi yang tercoreng.
Titik Balik: Seminar dan Pertolongan Ilahi
Alih-alih menyalahkan orang lain, Genta memilih untuk instropeksi. Ia mengikuti sebuah seminar bertema Pola Pertolongan Allah yang menjadi titik balik dalam hidupnya. Di sana, ia diajarkan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan melalui ibadah, seperti salat tahajud.
Bukan uang yang langsung ia dapatkan, melainkan ketenangan hati. Dengan ketenangan itu, ia mulai bisa melihat bahwa masalah utangnya bukanlah akhir dari segalanya. Ia merasa kembali bersemangat dan mulai mengambil proyek pembangunan rumah dari seorang klien. Proyek ini memberi napas baru bagi keuangannya dan sebagian utang pun mulai terbayarkan.
Membangun Bisnis Properti dari Nol
Genta memanfaatkan keahliannya dalam desain dan jaringan yang telah ia bangun sejak awal terjun di dunia properti. Ia memulai bisnis konstruksi dengan modal kepercayaan dari klien dan kemampuan membuat desain visual rumah. Meski awalnya belum memiliki modal finansial besar, ia mampu meyakinkan klien melalui desain yang menjanjikan.
Lambat laun, bisnis konstruksinya berkembang ke bidang developer dan flipping rumah. Genta bahkan mengaku bahwa proyek pertamanya untung, namun proyek kedua, ketiga, dan keempat mengalami kerugian. Ia tak malu mengakui bahwa kesalahan awal terjadi karena tidak mengukur kapasitas diri dan kurangnya kontrol terhadap banyak proyek sekaligus.
Pelajaran Berharga dari Dunia Properti
Menurut Genta, dunia properti bukan sekadar soal membangun dan menjual rumah. Dibutuhkan pemahaman mendalam tentang harga bahan bangunan, lokasi, perbedaan harga antarwilayah, hingga cara bernegosiasi. Ia sempat mengira harga material di Tasik dan Bandung sama, padahal jauh berbeda. Dari pengalaman ini, Genta mulai merekrut tenaga ahli sipil untuk menjaga ketepatan perhitungan harga pokok produksi (HPP).
Kini, bisnisnya bisa menyelesaikan hingga 4 unit rumah per bulan. Tapi Genta tetap mengingatkan bahwa di balik semua pencapaian, risiko selalu mengintai. Ia menyarankan bagi yang ingin memulai bisnis properti untuk terlebih dahulu menjadi marketing agar mengenali permasalahan riil di lapangan.
Kunci Utama: Ilmu, Passion, dan Mental Baja
Ada tiga hal yang menurut Genta wajib dimiliki oleh siapa pun yang ingin terjun ke dunia properti:
- Mulailah dari marketing – agar tahu titik-titik rawan dalam bisnis properti.
- Kuasai ilmunya – tanpa pengetahuan yang memadai, potensi kerugian sangat besar.
- Cintai bidangnya – karena tanpa passion, bisnis tidak akan bertahan lama.
Ia menegaskan bahwa dalam properti, satu kali rugi bisa berarti puluhan hingga ratusan juta melayang. Oleh karena itu, penting untuk membekali diri dengan ilmu dan pengalaman, bukan hanya bermodal nekat.
Rutinitas dan Spiritualitas
Genta juga membagikan kebiasaan spiritual yang ia yakini membawa berkah dalam hidupnya. Ia rutin bangun malam untuk salat tahajud karena percaya bahwa rezeki tidak hanya datang dari kerja keras, tapi juga dari doa dan kedekatan kepada Allah. Keyakinannya ini terbukti menjadi pendorong kuat yang membantunya bangkit dari keterpurukan.
Penutup
Kisah Genta Gantara adalah bukti nyata bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Dari utang miliaran di usia muda, ia kini menjadi pengusaha sukses di bidang properti. Semua berawal dari keberanian untuk mengakui kesalahan, memperbaiki diri, serta keyakinan kuat kepada pertolongan Allah. Jika kamu sedang menghadapi ujian hidup, mungkin kisah Genta bisa menjadi inspirasi bahwa di balik kesulitan selalu ada jalan, asalkan kita tidak menyerah dan terus belajar.