Berita

Elektrifikasi Pertanian Jadi Kunci Swasembada Pangan Nasional

Jakarta – Pakar ekonomi Defiyan Cori menilai bahwa program electrifying agriculture atau elektrifikasi pertanian merupakan langkah strategis pemerintah dalam meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan sektor pertanian nasional. Program ini dinilai mampu mempercepat tercapainya swasembada pangan sekaligus menghadirkan solusi atas tantangan global seperti perubahan iklim dan fluktuasi harga energi.

“Elektrifikasi pertanian adalah bentuk transformasi penting untuk memajukan sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan. Ini menjadi sangat relevan di tengah berbagai tantangan yang dihadapi petani saat ini,” ujar Defiyan dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (25/5). Dikutip dari antaranews.com.

Ia menjelaskan bahwa penggunaan listrik sebagai sumber energi utama dalam kegiatan pertanian—seperti irigasi, pengolahan hasil panen, hingga penyimpanan dan penerapan teknologi smart farming—mampu menekan biaya produksi yang selama ini bergantung pada bahan bakar fosil seperti solar dan bensin.

“Cukup dengan beralih ke pompa air listrik, traktor listrik, atau sistem penyimpanan berbasis listrik, petani bisa menekan pengeluaran secara signifikan. Selain lebih murah, listrik juga lebih ramah lingkungan,” katanya.

Selama ini, petani Indonesia masih mengandalkan mesin berbahan bakar minyak untuk berbagai aktivitas pertanian, mulai dari menyiram sawah, menggiling hasil panen, hingga mengangkut hasil bumi. Menurut Defiyan, kebiasaan tersebut tidak hanya kurang efisien, tetapi juga mahal dan berisiko tinggi terhadap dampak lingkungan.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa elektrifikasi tidak hanya menciptakan efisiensi teknis, tetapi juga membuka jalan bagi transformasi digital di sektor pertanian. Melalui mekanisasi dan digitalisasi, petani dapat menerapkan smart farming dengan memanfaatkan jaringan listrik untuk berbagai keperluan seperti sistem pompa otomatis, lampu penjebak hama, pengatur suhu kandang, hingga pengawasan intensif lahan.

“Inilah wajah baru pertanian modern. Kita tidak hanya bicara produktivitas, tapi juga keberlanjutan lingkungan dan sosial. Peralatan berbasis listrik jauh lebih mudah dirawat, tidak bising, dan emisinya sangat rendah,” ungkap Defiyan.

Ia juga menyatakan bahwa program elektrifikasi ini sejalan dengan visi besar Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan nasional. Dalam dokumen Astacita, swasembada pangan tidak lagi sekadar target teknis, melainkan menjadi bagian dari visi strategis membangun kemandirian bangsa.

“Elektrifikasi menjadi fondasi teknologi untuk menjawab berbagai keterbatasan yang selama ini menghambat produktivitas sektor pertanian nasional,” tambahnya.

Defiyan menekankan pentingnya komitmen pemerintah, terutama dari kementerian dan lembaga terkait, dalam menjaga konsistensi kebijakan transisi energi berbasis potensi sumber daya alam lokal.

Dalam jangka panjang, ia meyakini bahwa elektrifikasi tidak hanya memperkuat ketahanan pangan, tetapi juga menjadikan sistem pertanian nasional lebih tangguh terhadap guncangan global seperti krisis iklim, konflik geopolitik, hingga fluktuasi harga energi dunia.

“Saat kita mengurangi ketergantungan pada BBM impor dan beralih ke sistem energi berbasis listrik, sesungguhnya kita sedang menapaki jalan menuju kemandirian sejati—cita-cita besar bangsa ini sejak lama,” pungkasnya.

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button