Sulsel Targetkan Produksi Padi 5,5 Juta Ton pada 2025, Panen Serentak Mulai Digelar

Makassar – Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu lumbung pangan nasional dengan menargetkan produksi padi sebesar 5,5 juta ton pada tahun 2025. Panen serentak pasca masa tanam Oktober–Maret (Opmar) telah dimulai di sejumlah sentra produksi padi di wilayah tersebut.
Gubernur Sulsel, Andi Sudirman, menyampaikan optimisme atas capaian produksi tahun ini. Ia menyoroti peningkatan signifikan dalam penyerapan gabah oleh Perum Bulog.
“Hasil panen tahun ini menunjukkan peningkatan penyerapan gabah oleh Bulog yang naik hingga 1.000–2.000 persen dibanding tahun 2024,” ungkap Andi Sudirman, Selasa (8/4/2025). Dikutip dari tribun-timur.com
Ia meyakini target ambisius produksi 5,5 juta ton padi dapat dicapai dengan dukungan dari berbagai daerah penghasil di Sulsel.
Salah satu wilayah penopang utama adalah Kabupaten Takalar. Bupati Takalar, Firdaus Daeng Manye, menargetkan peningkatan produktivitas pertanian di daerahnya. Saat ini, hasil panen padi rata-rata mencapai 5,2 ton per hektare, dan diharapkan meningkat menjadi 6 ton per hektare pada musim panen mendatang.
“Cita-cita kami adalah mencapai 6 ton per hektare,” ujar Firdaus.
Untuk mendukung target tersebut, Firdaus menekankan pentingnya sarana pengairan yang memadai. Pemerintah Kabupaten Takalar tengah menginventarisasi kondisi irigasi tersier—terutama saluran-saluran kecil yang mengaliri sawah—untuk diusulkan perbaikannya kepada pemerintah pusat.
Sementara itu, di Kabupaten Bantaeng, Bupati Fathul Fauzy Nurdin—yang akrab disapa Uji—juga melaporkan progres menggembirakan dalam penyerapan Gabah Kering Panen (GKP). Dari target nasional 2.269 ton, Bantaeng telah berhasil menyerap 1.900 ton atau sekitar 84,3 persen.
“Target 100 persen penyerapan gabah akan segera tercapai. Kami sangat mengapresiasi kerja keras para petani, Bulog, dan seluruh pemangku kepentingan lainnya,” ujar Uji.
Ia menambahkan bahwa Bantaeng siap bertransformasi menjadi daerah penghasil benih unggulan berbasis teknologi. Meski luas lahan pertanian relatif kecil, Bantaeng memiliki sejarah panjang dalam pengembangan benih hortikultura, yang akan kembali dihidupkan dengan dukungan teknologi dan sumber daya manusia berkualitas.
“Kami ingin menjadikan Bantaeng sebagai laboratorium pertanian inovatif di Sulsel,” pungkasnya.
Panen raya di berbagai daerah di Sulsel masih terus berlangsung, menandai awal yang menjanjikan bagi target besar produksi pangan nasional tahun ini.