Berita

Tim SAR Reliqo Berhasil Menyelamatkan Dua Orang Nelayan yang Terseret Ombak di Pantai Biru Makassar

USAHAMUSLIM.ID, MAKASSAR – Hari Minggu di penanggalan 20 Juni 2021, cuaca di seantero kota Makassar terpantau cerah, sejumlah warga kota terlihat ramai di sejumlah titik jalan menikmati udara pagi sambil berolah raga.

Beberapa personil team rescue dari Relawan Kemanusiaan Ibnul Qoyyim (RELIQO) bersama jajaran SAR dari BASARNAS sedang berbincang santai sambil menikmati sarapan pagi di warung Coto Makkah, di jalan Sulawesi.

Jam baru menunjuk pukul 10.30 WITA, ketika mereka menerima laporan dari warga mengenai adanya 2 orang nelayan yang terseret ombak di Pantai Biru, Makassar. Para Relawan ini pun segera meluncur menuju TKP (Tempat Kejadian Perkara) dengan membawa perlengkapan lengkap.

Tiba di lokasi, team segera mengambil tempat di bibir pantai belakang hotel Kolonial, dan segera mengamankan area, warga dihalau untuk menjauh dari posisi team rescue, agar operasi bisa berjalan lancar dan maksimal, sementara kapal medis Rescue Boat 302 milik BASARNAS juga telah standby di garis pantai terluar.

Komandan tim rescue yang mendapat giliran bertugas saat itu, Khairil Anas Abu Salam segera membagi personilnya menjadi 2 regu. Dantim Khairil Anas yang langsung memimpin regu pertama sekaligus bertindak sebagai regu penolong dengan menggunakan perahu karet melakukan “row’ atau tindakan penyelamatan dengan menggunakan perahu karet menuju titik lokasi korban di laut, sementara tim kedua diarahkan untuk bergabung ke kapal medis Basarnas, untuk bertindak sebagai tim medis.

Regu pertama yang tiba di titik sasaran segera melakukan identifikasi korban, kedua korban berhasil ditemukan dalam posisi terpisah jarak 10 meter. Komandan regu menginstruksikan salah satu anggota regunya, Askar Abu Khalid untuk melakukan tindakan “go”, yakni turun dari perahu dan berenang mendekati korban.

Sambil melakukan upaya evakuasi terhadap korban yang unrespon (pingsan), Dantim memerintahkan anggota regu yang lain, Muharman Hamzah untuk melakukan tindakan “throw” yakni melontarkan alat pelampung kepada korban kedua yang terlihat masih bergerak .

Evakuasipun berhasil dilakukan dan kedua korban dapat diselamatkan dan segera dibawa ke kapal milik BASARNAS yang telah siap menunggu di garis pantai.
Itu adalah simulasi dan latihan penerapan metode pertolongan di air. Metode akhir dari sederet rangkaian pelatihan yang dilaksanakan oleh Relawan Kemanusiaan Ibnul Qoyyim di bawah arahan dan bimbingan Badan Search And Rescue Nasional (BASARNAS) Makassar.

Tim Instruktur dari BASARNAS Darul Estiyadi didampingi rekan-rekannya, Fajrin, Iswandi, Wawan Setiawan dan Zaenal mengatakan, metode pertolongan di air ini adalah tahapan dan urutan tindakan yang harus dilakukan oleh tim penyelamat ketika melakukan pertolongan korban di air atau di laut.

“Metode ini dianggap metode paling efektif, dalam memberikan pertolongan terhadap korban yang terancam tenggelam.” Jelas Darul.

Sementara itu Ketua Yayasan Pendidikan Ibnul Qoyyim yang menaungi RELIQO, Drh.Ilsan Nurgas kepada UM mengatakan, pihaknya memandang perlu diadakannya pelatihan ini untuk memberikan keterampilan lebih kepada personil relawannya, agar selain mendistribusikan logistik bantuan pihaknya juga terlibat langsung dalam upaya penyelamatan korban.

“Jadi RELIQO yang selama ini hanya bertugas menyalurkan bantuan logistik di daerah-daerah bencana, semoga setelah diklat ini, kami bisa lebih pro aktif dalam melakukan tugas kemanusiaan. Tidak lagi sekedar mengantarkan bantuan, tapi juga sekaligus ikut dalam upaya penyelamatan, dan semua ini kami niati sebagai ibadah, sebagai tugas sosial.” Tegasnya.

Kegiatan Diklat yang berlangsung selama empat hari itu diisi dengan berbagai materi pelatihan serta metode-metode penyelamatan korban. Kepala Kantor Basarnas, Dr.Djunaidi,S.Sos, M.M mengatakan pihaknya selalu membuka pintu lebar-lebar kepada RELIQO untuk melakukan kegiatan bersama.

“Sebenarnya waktu pelatihan yang hanya empat hari itu sangat singkat sekali, sebab dalam hal penyelamatan korba, banyak metode-metode dan keterampilan khusus yang harus dikuasai oleh setiap rescuer, tapi kami berharap ini adalah langkah awal untuk terbangunnya hubungan sinergi antara BASARNAS dan potensi SAR terutama RELIQO, kami selalu membuka pintu untuk teman-teman RELIQO, silakan untuk bersilaturahmi dan berkunjung ke kantor kami, untuk sharing dan berbagi pengalaman, “katanya.

Menanggapi hal itu Koordinator RELIQO, Abdul Hadi Sugianto mengakui pihaknya sangat berharap kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk bisa dilakukan sesering mungkin untuk menanamkan pemahaman yang lebih mendalam kepada setiap personil.

“Iya memang kami berharap latihan ini harus diulang-ulang, makanya kami berharap kegiatan diklat ini kalau bisa kita akan lakukan sesering mungkin, sebab kalau tidak pasti kita akan lupa kembali.” Katanya.(UM)

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button