
Saat pertama kali melihat logo dan kemasannya, banyak orang langsung berasumsi bahwa produk ini buatan luar negeri. Padahal, deretan merek berikut adalah 100% asli Indonesia—dengan kualitas dan desain yang mampu bersaing di pasar global. Di bawah ini, saya merangkum 15 merek lokal yang sering dikira produk asing, lengkap dengan sejarah singkat dan keunggulannya.
Mengapa Merek Lokal Sering Terlihat “Kebarat-baratan”?
Strategi branding dan tampilan kemasan menjadi kunci. Saat sebuah merek mampu memadukan desain modern, bahasa promosi internasional, dan kualitas produk unggulan, persepsi “asal luar negeri” pun muncul dengan sendirinya. Hal ini justru menunjukkan bahwa merek lokal kita tidak kalah saing!
1. The Executive: Fashion Formal Berkelas
The Executive diproduksi oleh PT Delami Garment Industries di Bandung. Menawarkan setelan jas, kemeja, dan aksesori penunjang gaya formal, merek ini sering terlihat di butik-butik Asia Tenggara. Desain elegan dan kualitas jahitan rapi kerap menimbulkan kesan “produk luar negeri”.
2. Terry Palmer: Handuk Berkualitas Premium
Terry Palmer adalah merek handuk yang sudah beroperasi sejak 1962 oleh PT Indah Jaya. Nama “Palmer” diambil dari lokasi pabrik pertamanya di Palmerah. Dengan mutu serat dan daya serap tinggi, handuk ini bahkan menembus pasar Eropa dan Jepang.
3. Krisbow: Solusi Alat Teknik dan Rumah Tangga
Di bawah naungan Kawan Lama Group, Krisbow menyediakan berbagai peralatan teknik, perkakas, dan perlengkapan rumah tangga. Nama Krisbow berasal dari inisial pendirinya, Krisnandi Wibowo. Produk andalannya hingga kini banyak ditemukan di gerai Ace Hardware dan Informa.
4. Polytron: Elektronik Kebanggaan Nusantara
Berdiri sejak 18 September 1975 di Kudus, Polytron awalnya bernama PT Indonesian Electronic & Engineering. Tahun 1979, mereka sukses memproduksi TV warna 22” dan 26”. Kini, Polytron terus berinovasi di segmen elektronik rumah tangga dan hiburan, membuktikan bahwa produk “made in Indonesia” tak kalah dari merek global.
5. Eiger: Perlengkapan Outdoor Kelas Dunia
Dengan nama yang terinspirasi dari Gunung Eiger di Swiss, perusahaan ini lahir pada 1989. Eiger memproduksi tas, jaket, dan sepatu outdoor yang sudah menembus pasar Jepang, Filipina, dan Lebanon. Kualitas bahan dan desain fungsional membuatnya layak disejajarkan dengan brand global.
6. J.CO Donuts: Cita Rasa Donat Internasional
Mungkin sulit dipercaya, tetapi J.CO adalah buah karya Johnny Andrean Group. Dibuka pertama kali pada Mei 2006, J.CO kini menjangkau Malaysia, Singapura, Filipina, hingga Arab Saudi. Tampilan modern dan varian topping kreatif membuat banyak orang mengira J.CO berdiri di Amerika atau Eropa.
BACA JUGA: Jadi Sasaran Boikot, Ternyata J.Co 100% Produk Lokal
7. Buccheri: Sepatu Lokal Bergaya Internasional
Didirikan tahun 1980 oleh tiga bersaudara Budi, Ediansyah, dan Hery, Buccheri kini memiliki lebih dari 120 cabang di Indonesia. Koleksi sepatunya menawarkan desain urban yang sering disangka merek Eropa.
8. GT Radial: Ban Berkualitas untuk Lintasan Dunia
GT Radial adalah produk unggulan Gajah Tunggal Group. Diekspor ke lebih dari 80 negara dan sering terlihat di ajang balap internasional, GT Radial menunjukkan bahwa ban Indonesia mampu menyaingi merek global.
9. HokBen (Hoka Hoka Bento): Cepat Saji Ala Jepang, Rasa Indonesia
HokBen mulai beroperasi pada 18 April 1985 di Kebon Kacang, Jakarta. Walau menggunakan lisensi nama Hoka Hoka Bento dari Jepang, pendirinya tidak memakai waralaba, sehingga seluruh operasional dan menu dikembangkan sendiri di Indonesia. Saat ini, HokBen telah menjadi ikon fast food Jepang-Indonesia.
10. Holland Bakery: Roti dengan Sentuhan Belanda
Sejak didirikan pada 1978 oleh PT Mustika Citra Rasa, Holland Bakery menggunakan tema Belanda—mulai dari kincir angin di logo hingga dekorasi gerai. Namun, semua resep dan produksi sepenuhnya dilakukan di pabrik Indonesia, menjadikannya bakery lokal terkemuka.
11. La Fonte: Pasta Bergaya Italia, Produksi Bogasari
La Fonte lahir pada 18 Desember 1991 di pabrik PT Bogasari Flour Mills. Mulai dari spaghetti, fettucini, hingga macaroni, semua diolah sesuai standar Italia. Kini di bawah Indofood, La Fonte menambah variasi saus pasta khas Italia untuk pasar Indonesia.
12. Hammer: Streetwear dengan Nama Inggris
Hammer, di bawah PT Warna Mardhika, lahir pada 1987. Meskipun menggunakan nama berbahasa Inggris, semua desain dan produksi sepenuhnya dikerjakan di Indonesia, menyasar anak muda dengan gaya kasual urban.
13. Lea Jeans: Denim Lokal Bergaya Amerika
Sejak 1972, Lea Jeans memproduksi celana denim dengan potongan kasual ala Amerika. Kualitas jahitan dan pilihan bahan yang tepat membuatnya sering disejajarkan dengan merek Levi’s, padahal merupakan produk asli dalam negeri.
14. CFC (California Fried Chicken): Fast Food Ala Barat, Sentuhan Nusantara
Didirikan pada 1983 oleh PT Pioneerindo Gourmet International (d/h Putra Sejahtera Pioneerindo), CFC awalnya memegang lisensi California Pioneer Chicken dari AS. Namun sejak 1989, menu dan resep sepenuhnya dikembangkan sendiri di Indonesia—menghadirkan cita rasa unik yang berbeda dari aslinya.
15. SilverQueen: Cokelat Favorit yang Tumbuh di Tanah Pasundan
Berasal dari NV Ceres (Belanda) yang kemudian diambil alih menjadi PT Ceres, SilverQueen memproduksi cokelat premium di Garut. Dengan cita rasa lezat dan inovasi varian rasa, SilverQueen menancapkan namanya sebagai merek cokelat kelas dunia.
Kesimpulan
Deretan merek di atas membuktikan bahwa produk lokal Indonesia mampu menyaingi brand asing lewat desain, inovasi, dan kualitas. Jadi, tidak ada alasan untuk ragu memilih dan membanggakan produk dalam negeri. Dengan dukungan konsumen lokal, bukan tidak mungkin merek Indonesia semakin mendunia!