Dorong Kemandirian Pangan, Kementan Usulkan Inpres Percepatan Produksi Susu dan Daging Nasional
Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) mengusulkan penerbitan Instruksi Presiden (Inpres) tentang Percepatan Produksi Susu dan Daging Nasional (P2SDN) sebagai langkah strategis memperkuat kemandirian pangan nasional.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, menegaskan bahwa Inpres ini krusial sebagai landasan hukum bagi kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah dalam menjalankan program peningkatan produksi susu dan daging nasional.
“Inpres ini dibutuhkan untuk mewujudkan akselerasi produksi susu dan daging secara terstruktur dan menyeluruh,” ujar Agung, dikutip dari voi.id.
Agung menyampaikan bahwa Kementan telah merancang naskah teknis Inpres dan akan segera bersurat kepada Presiden RI untuk mendapatkan persetujuan resmi.
Program P2SDN sendiri merupakan bagian dari mandat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029. Tujuan utamanya adalah mendukung program prioritas Presiden Prabowo Subianto, yaitu Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi anak-anak Indonesia.
Sebagai bagian dari realisasi target, pemerintah berencana mendatangkan satu juta ekor sapi perah dan satu juta ekor sapi pedaging dalam lima tahun ke depan. Hingga pertengahan Juni 2025, sebanyak 22.241 ekor sapi telah masuk ke Indonesia, terdiri dari 8.580 ekor sapi perah dan 11.405 ekor sapi pedaging.
Langkah ini bukan sekadar kebijakan impor, melainkan bagian dari skema investasi terintegrasi. Kementan telah mengantongi komitmen dari 196 pelaku usaha sapi perah dan 84 pelaku usaha sapi pedaging, yang terdiri dari investor dalam negeri (PMDN) maupun asing (PMA).
Agung menegaskan bahwa impor indukan sapi tidak dimaksudkan menggantikan produksi dalam negeri, melainkan sebagai akselerator peningkatan populasi. Mayoritas sapi yang didatangkan berada dalam kondisi bunting dan siap dikembangbiakkan.
“Tujuan akhirnya adalah memperkuat kemandirian pangan nasional secara berkelanjutan,” pungkasnya.
