Kota Nusantara Dorong Lonjakan Investasi di Penajam Paser Utara

Penajam Paser Utara – Keberadaan Kota Nusantara sebagai ibu kota negara baru memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan investasi di daerah sekitarnya, terutama di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Kabupaten ini menjadi magnet bagi investor yang ingin menanamkan modalnya di kawasan strategis tersebut.
“Kami melihat minat investasi di daerah terdekat Kota Nusantara terus meningkat,” ungkap Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Kabupaten Penajam Paser Utara, Nurlaila, di Penajam, Minggu (3/3). Dikutip dari antaranews.com
Menurutnya, pertumbuhan investasi di kabupaten ini mulai menunjukkan tren positif sejak Kecamatan Sepaku ditetapkan sebagai pusat pemerintahan ibu kota negara. Pada 2023, realisasi investasi bahkan mencapai 145 persen dari target yang ditetapkan.
Berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM), sebagian besar investasi mengalir ke tiga perusahaan terbesar, dengan total nilai investasi mencapai Rp1 triliun. Secara keseluruhan, sejak 2022 hingga 2024, total investasi yang tercatat di Dinas PMPTSP Kabupaten Penajam Paser Utara mencapai sekitar Rp6,61 triliun.
Pada 2022, investasi tercatat sebesar Rp1,35 triliun atau 52,11 persen dari target Rp2,6 triliun. Tahun berikutnya, investasi meningkat menjadi Rp1,63 triliun atau 81,85 persen dari target Rp2 triliun. Sementara itu, pada 2024, realisasi investasi melonjak hingga Rp3,62 triliun, melampaui target Rp2,5 triliun.
Sistem perizinan berusaha yang terintegrasi secara elektronik melalui Online Single Submission (OSS) turut mendorong kepercayaan investor, baik dari dalam maupun luar negeri. “Melalui OSS, realisasi investasi dapat dipantau setiap tiga bulan, karena perusahaan wajib menyampaikan laporan investasi mereka,” jelas Nurlaila.
Investasi di Kabupaten Penajam Paser Utara berasal dari berbagai sumber, termasuk penanaman modal dalam negeri (PMDN) serta penanaman modal asing (PMA) dari negara seperti Singapura, Malaysia, Seychelles (Afrika Timur), dan Tiongkok.
Diharapkan, semakin banyak investor yang tertarik menanamkan modalnya di daerah ini, sehingga mampu meningkatkan pendapatan daerah serta menggerakkan perekonomian lokal secara berkelanjutan.