Pemerintah Genjot Hilirisasi Kelapa, Petani Nikmati Harga Tembus Rp7.000 per Kg

Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Koalisi Pemerintah Kabupaten Penghasil Kelapa (Kopek) menyepakati percepatan hilirisasi industri kelapa dalam negeri. Langkah strategis ini bertujuan meningkatkan nilai tambah komoditas kelapa yang kini semakin diminati pasar internasional, terutama China dan Malaysia.
Kesepakatan ini dicapai dalam pertemuan resmi antara Kementan dan Kopek, yang dipimpin langsung oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Menurutnya, permintaan kelapa dari pasar global meningkat signifikan dan harus direspons cepat dengan pembangunan industri dari hulu ke hilir.
“Kelapa Indonesia sekarang ini lagi diminati dunia. China dan beberapa negara lainnya, termasuk Malaysia, terus mengimpor kelapa dari kita,” ujar Amran dalam keterangan tertulis, Minggu (25/5/2025).
Amran menegaskan bahwa kebijakan hilirisasi kelapa sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang sebelumnya menyoroti percepatan hilirisasi nasional dalam rapat terbatas di Istana Merdeka, Jumat (23/5). Dikutip dari detik.com
“Atas perintah Bapak Presiden, kami akan membangun industri hilirisasi, insya Allah dimulai tahun ini,” tambahnya.
Harga Melonjak, Petani Kelapa Diuntungkan
Peningkatan permintaan global turut mendongkrak harga kelapa domestik secara signifikan. Amran menyebut harga kelapa yang sebelumnya hanya sekitar Rp1.300 per kilogram kini melambung menjadi Rp4.000 hingga Rp7.000 per kilogram.
“Ini kabar baik. Sekarang petani kelapa bisa lebih sejahtera,” ujarnya.
Dorong Daerah Produksi dan Sistem Tumpangsari
Pemerintah juga akan memfokuskan pembangunan industri pengolahan kelapa di sentra-sentra penghasil. Amran meminta Kopek untuk aktif mendorong realisasi investasi dan hilirisasi di daerah, agar nilai tambah tidak hanya berhenti di industri, tapi juga dinikmati langsung oleh petani.
Di samping itu, ia juga mendorong penerapan sistem tumpangsari di lahan kelapa. Petani diimbau menanam komoditas pangan seperti padi, jagung, atau kakao di sela-sela tanaman kelapa guna meningkatkan produktivitas dan mendukung swasembada pangan.
“Kita bisa maksimalkan lahan. Bayangkan, petani bisa panen kelapa, panen juga padi dan jagung. Ini percepat swasembada dan naikkan pendapatan,” jelas Amran.
10 Daerah Sentra Kelapa Siap Dukung Hilirisasi
Sebagai informasi, saat ini terdapat 10 kabupaten/kota penghasil kelapa utama di Indonesia, antara lain:
Indragiri Hilir (Riau), Tanjung Jabung Timur dan Barat (Jambi), Banggai (Sulawesi Tengah), Sumenep (Jawa Timur), Halmahera Utara (Maluku Utara), Banyuasin (Sumatera Selatan), Minahasa Selatan (Sulawesi Utara), Pandeglang (Banten), dan Padang Pariaman (Sumatera Barat).