Berita

Asli Cantik, Aspal Limbah Plastik yang Bisa Hemat Anggaran Infrastruktur

Bekasi — Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi (SDABMBK) Kabupaten Bekasi tengah mengembangkan inovasi aspal limbah campuran plastik, yang diberi nama Asli Cantik. Teknologi ini diklaim mampu mengurangi biaya pembangunan jalan hingga separuh dari penggunaan aspal konvensional.

Kepala Dinas SDABMBK Kabupaten Bekasi, Henri Lincoln, mengatakan inovasi ini masih dalam tahap uji coba. Setiap penerapan di lapangan akan dievaluasi dan diuji ulang di laboratorium untuk mendapatkan formula yang tepat.

“Dengan Asli Cantik, kita manfaatkan limbah aspal dan plastik. Secara kekuatan sama dengan aspal biasa, tapi biayanya bisa ditekan hingga 50 persen,” ujar Henri di Cikarang, Selasa (2/9). Dikutip dari antaranews.com

Ia menjelaskan, panjang jalan kabupaten mencapai 1.077 kilometer dengan tingkat kemantapan hanya sekitar 70 persen. Artinya, 30 persen ruas jalan masih dalam kondisi rusak, sementara kebutuhan anggaran perbaikan terbilang besar. Melalui inovasi ini, pihaknya menargetkan kandungan plastik dalam campuran aspal dapat mencapai 50 persen dari yang saat ini baru 10–20 persen.

“Kalau kandungan plastik bisa 50 persen, otomatis biaya juga berkurang setengahnya. Dengan anggaran yang sama, jalan yang bisa diperbaiki tentu lebih banyak,” tambahnya.

Kepala Bidang Pembangunan Jalan SDABMBK, Dede Chairul, menyebut kualitas aspal plastik relatif setara dengan aspal reguler, termasuk dalam daya tahan terhadap tonase kendaraan. Namun, ada kelemahan dari segi ketahanan waktu penggunaan.

“Kalau aspal reguler bisa bertahan hingga empat jam setelah diproduksi, Asli Cantik hanya bisa bertahan satu sampai dua jam. Ini yang jadi kendala kalau lokasi pengerjaan jauh,” kata Dede.

Meski demikian, Dede menilai hasil uji coba yang sudah dilakukan tiga kali dalam empat bulan terakhir cukup menjanjikan. Dari sisi efisiensi, harga produksi aspal limbah ini jauh lebih rendah.

“Kalau biasanya kita beli aspal Rp1 juta, dengan Asli Cantik cukup Rp500 ribu. Jadi, kalau anggaran Rp1 miliar sebelumnya hanya bisa untuk 500 meter, kini bisa jauh lebih panjang,” jelasnya.

Saat ini, pemanfaatan aspal plastik masih difokuskan di wilayah Kabupaten Bekasi. SDABMBK juga berencana mendaftarkan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) agar inovasi tersebut bisa dikembangkan secara lebih luas.

“Kami berharap masyarakat mendukung. Inovasi ini bukan hanya menghemat anggaran, tapi juga membantu mengurangi sampah plastik,” pungkas Dede.

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button