Artikel

Kopi Sebagai Usaha Sampingan OK, Bisnis Utama Juga OK

“Udah ngopi. belum..?”

Sapaan itu kerap sekali terdengar di telinga, sebagai sapaan antara sesama kawan akrab, baik dalam bentuk lisan maupun dalam tulisan pesan di media-media sosial.

Hal itu menggambarkan kebiasaan masyarakat Indonesia yang umumnya gemar menyeruput kopi.

Uniknya, kegemaran menyeruput kopi ini tidak mengenal waktu khusus, kapanpun bisa dan semua waktu cocok untuk memuaskan diri dalam melampiaskan kegemaran ngopi ini, baik di waktu pagi, sore maupun malam.

Tren minum kopi saat ini semakin berkembang di Indonesia seiring dengan makin menjamurnya warung kopi di mana-mana dengan berbagai fasilitas pendukung di dalamnya.

Saat ini, orang nongkrong di warkop-warkop, tidak lagi sekedar ngobrol, tapi terkadang mereka ngopi sambil melakukan rapat bisnis, berselancar di dunia maya hingga acara nonton bareng.

Bila dahulu, warung kopi hanya ditemukan di sudut-sudut jalan dan hanya didatangi segelintir orang seperti abang becak, sopir truck dan orang-orang yang sudah sepuh. Maka saat ini warkop-warkop dipenuhi para penggemar kopi dari berbagai kalangan usia dan beragam profesi.

Para pengusaha kopi menangkap adanya peluang bisnis dari candu minuman berkafein yang terus menjalar ke semua kalangan ini, dari kaum remaja hingga orangtua.

Salah seorang pengusaha muslim Makassar yang menangkap peluang itu, adalah Sofyan Pradinata.

Pria asal Bone inu mengaku pensiun dini dari pekerjaannya sebagau Pegawai Negeri Sipil dan memilih fokus pada bidang usaha dagang, dan Kopi adalah salah satu komoditas yang menjadi barang dagangannya.

“Ya sebenarnya saya ini belum pantas disebut pengusaha kopi, hanya reseller kecil-kecilan, untuk sekedar membantu para petani kopi kita di daerah dalam menjualkan hasil produksinya, “ujarnya.

Dihubungi usahamuslin.id, pria yang menggeluti sejumlah usaha ini menyebutkan budaya minum kopi saat ini bukan lagi sekadar penghilang rasa kantuk. Lebih dari itu, minum kopi sudah menjadi bagian dari gaya hidup.

“Saya kebetulan penggemar kopi, apalagi bila sakit kepala, atau mengantuk maka obatnya adalah kopi, ” ujarnya sambil tertawa.

Mengutip data dari Pusat Data dan Sistem Informasi Kementerian Pertanian menunjukkan, konsumsi kopi nasional saat ini mencapai sekitar 314.000 ton atau tumbuh 13,83% dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Tak pelak, bisnis kopi menjadi sebuah ladang usaha yang banyak diminati masyarakat di negeri ini, mulai dari mendirikan kedai kopi hingga menawarkan aneka jenis biji dan bubuk kopi dari seluruh daerah di Indonesia. Tak terkecuali, bagi para pekerja kantoran yang tergiur menjalankan usaha sampingan menjual biji dan bubuk kopi kemasan.

Sehingga tidak berlebih bila dikatakan Kopi bisa menjadi usaha sampingan dan bisa juga menjadi usaha utama.

Sofyan Pradinata menyediakan produk kopi olahan yang langsung dari petani kopi Toraja. Pria berusia 43 tahun yang membuka usaha toko di bilangan jalan Paccerakkang, depan pasa sentral BTP ini mengaku melakoni usaha sampingan menjual bubuk kopi kemasan sejak 2018.

Sofyan menuturkan, ia tertarik untuk menjual kopi kemasan karena terdorong ingin membantu para petani kopi di daerah, khususnya Toraja.

“Saya bukan master dalam hal kopi, tapi memang Kopi Toraja ini menurut saya memiliki cita rasa yang tinggi dibandinglkan dengan kopi lainnya, aromanya juga khas” jelasnya..

Tujuan utamanya yang ingin membantu para petani kopi di daerah itu, memotivasi Sofyan berencana membuat warung kopi khas Toraja.

“Iya, itu ide yang bagus dan sebenarnya sudah lama kami rencanakan, sehingga nantinya kami tidak hanya menjual kopi olahan, tapi sekaligus kopi yang siap minum.” katanya. (UM/Khairil Anas)

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button