Berita

Keuangan Syariah di Jawa Barat Tumbuh Pesat, OJK Perkuat Literasi dan Inklusi lewat SYAFIF 2025

Bandung — Industri keuangan syariah di Jawa Barat mencatat pertumbuhan positif sepanjang 2025. Kepala OJK Provinsi Jawa Barat, Darwisman, menyebutkan bahwa kinerja sektor ini menunjukkan prospek cerah bagi ekonomi syariah di masa mendatang.

Menurutnya, total aset perbankan syariah di Jawa Barat telah menembus Rp125 triliun, naik 11,13 persen secara tahunan (year-on-year). Dari jumlah tersebut, Rp73 triliun disalurkan dalam bentuk pembiayaan, dengan porsi 14,5 persen khusus bagi sektor UMKM.

“Angka ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin percaya dan terbuka terhadap sistem keuangan berbasis syariah,” ujar Darwisman dalam pembukaan Syariah Financial Fair (SYAFIF) Goes to Bandung bertema Tebar Berkah, Tebar Manfaat di Trans Studio Mall Bandung, Sabtu (2/8/2025). Dikutip dari times.co.id

Di luar sektor perbankan, industri keuangan non-bank juga menunjukkan geliat serupa. Jawa Barat saat ini memiliki 12 Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS), dengan total aset mencapai Rp67,57 miliar dan nilai pembiayaan sebesar Rp22,73 miliar. Tingkat pembiayaan bermasalah masih terjaga di angka 5,10 persen per Maret 2025.

Kegiatan SYAFIF menjadi ajang strategis dalam memperkenalkan layanan keuangan syariah kepada masyarakat luas. Melibatkan 25 pelaku industri dari sektor perbankan, pasar modal, asuransi, fintech hingga pegadaian syariah, acara ini juga diramaikan berbagai aktivitas seperti talkshow, peluncuran produk, lomba keluarga, hingga edukasi keuangan bagi pelajar.

Darwisman menekankan pentingnya edukasi keuangan syariah sejak usia dini. Salah satu inisiatifnya adalah program Satu Rekening Satu Pelajar (Kejar) yang menargetkan seribu sekolah di Jawa Barat. Program ini didukung oleh enam bank syariah dan menyasar siswa dari tingkat SD hingga SMA sederajat.

Tak hanya itu, OJK Jabar juga memperkuat sinergi lintas lembaga melalui penandatanganan komitmen bersama mendukung program Ekosistem Pesantren Inklusif Keuangan Syariah (EFIK). Kolaborasi ini melibatkan KEDEX, pelaku industri jasa keuangan, serta pemerintah daerah.

“Kami ingin memastikan bahwa pesantren menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi syariah, tidak hanya sebagai objek edukasi, tapi juga subjek pemberdayaan,” tambahnya.

Upaya ini turut diperkuat dengan implementasi Gerak Syariah di Pesantren Arisalah Ciamis dan Gebyar Ramadan di Pesantren Muhammadiyah Garut. Bahkan, OJK mulai mendorong pengembangan komoditas unggulan seperti budidaya pisang sebagai bagian dari bisnis pesantren.

Darwisman juga menekankan pentingnya transformasi digital agar layanan keuangan syariah semakin relevan dengan kebutuhan generasi milenial dan Gen Z. “Kami berharap ke depan, layanan keuangan syariah semakin etis, transparan, dan mudah diakses oleh masyarakat,” pungkasnya.

Dengan berbagai langkah ini, OJK Jabar berharap Jawa Barat dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah yang dinamis di tingkat nasional.

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button