Berita

Kementerian UMKM Dorong Hilirisasi Mocaf untuk Kurangi Impor Gandum

UD Usaha Mandiri Banjarnegara jadi model nasional pengolahan tepung singkong termodifikasi, ekspor hingga ke Timur Tengah

Banjarnegara — Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tengah mendorong pengembangan tepung singkong termodifikasi atau Modified Cassava Flour (Mocaf) sebagai langkah strategis mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap gandum impor. Salah satu pelopor pengolahan Mocaf adalah UD Usaha Mandiri di Banjarnegara, Jawa Tengah, yang dinilai memiliki potensi besar menjadi bahan substitusi gandum.

“Mengingat tanaman gandum tidak dapat tumbuh optimal di Indonesia, Mocaf bisa menjadi solusi pangan lokal yang berdaya saing,” ujar Asisten Deputi Produksi dan Digitalisasi Usaha Kecil Kementerian UMKM, Arif. Dikutip dari katadata.co.id

Saat ini, pabrik UD Usaha Mandiri mempekerjakan enam karyawan tetap dan 24 tenaga paruh waktu, dengan kapasitas produksi mencapai 60–100 ton per bulan. Produk Mocaf mereka tidak hanya dipasarkan ke berbagai wilayah di Indonesia, tetapi juga telah menembus pasar ekspor ke Arab Saudi dan Dubai.

Sebagai satu-satunya produsen Mocaf di Banjarnegara dan hanya satu dari dua di Jawa Tengah, UD Usaha Mandiri tengah diproyeksikan menjadi model percontohan nasional. Pemerintah berkomitmen mempercepat hilirisasi industri Mocaf agar pelaku UMKM dapat naik kelas.

“Melalui peningkatan kapasitas produksi dan pendampingan berkelanjutan, kami ingin membentuk ekosistem produksi dari hulu ke hilir yang menghasilkan produk berkualitas tinggi dan berdaya saing global,” tambah Arif.

Selain dukungan pembiayaan dan penguatan rantai pasok, pemerintah juga mendorong penerapan disiplin waktu serta manajemen operasional yang baik sebagai kunci keberlanjutan industri pangan lokal.

Pendamping UD Usaha Mandiri yang juga peneliti dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Santi Dwi Astuti, menyebut Mocaf memiliki potensi pasar besar baik di dalam maupun luar negeri. “Tepung Mocaf memiliki tekstur mirip tepung gandum, tetapi lebih sehat karena bebas gluten, rendah gula, memiliki indeks glikemik rendah, dan kaya serat. Produk ini cocok untuk masyarakat dengan kebutuhan khusus,” jelasnya.

Selain memproduksi tepung, UD Usaha Mandiri juga menggandeng Kelompok Wanita Tani (KWT) Sinar Tani Banjarnegara, Unsoed, dan AMIKOM Purwokerto untuk mengembangkan produk turunan berbasis Mocaf seperti kukis, sereal, mi, dawet, hingga beras analog. Upaya ini bertujuan memperluas diversifikasi produk sekaligus meningkatkan nilai tambah singkong lokal.

Meski demikian, tantangan masih dihadapi dalam aspek kapasitas produksi, standardisasi mutu, dan strategi pemasaran. Pemilik UD Usaha Mandiri, Supriyanto, berharap dukungan pemerintah dapat mempercepat peningkatan kapasitas produksi yang saat ini baru sekitar 100 ton per bulan.

“Idealnya kami bisa mencapai 300 ton per bulan agar mampu bersaing di pasar domestik. Tapi yang paling penting, usaha ini sudah memberi dampak positif bagi petani lokal karena harga singkong yang kami serap lebih tinggi dibandingkan tengkulak,” ungkapnya.

Supriyanto berharap pengembangan Mocaf dapat terus berlanjut dan membawa manfaat ekonomi lebih besar bagi petani. “Harapannya, singkong dari petani bisa diserap lebih banyak dengan harga yang lebih tinggi sehingga kesejahteraan mereka semakin meningkat,” pungkasnya.

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button