Kadin Optimistis Pemerintahan Prabowo Dapat Dorong Pertumbuhan Ekonomi Hingga 8 Persen
USAHAMUSLIM, Jakarta –
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia tetap optimistis bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dapat menghadapi berbagai tantangan sekaligus menciptakan peluang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen melalui program strategis pemerintah.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, dalam keterangan pada Selasa (31/12), menekankan pentingnya investasi sebagai kunci keberlanjutan ekonomi Indonesia. “Kepastian hukum menjadi elemen utama untuk menarik investasi, baik dari dalam maupun luar negeri,” ujarnya. Dikutip dari antaranews.com
Momentum Positif dari Lawatan Internasional
Anindya mengapresiasi hasil kunjungan internasional Presiden Prabowo ke sejumlah negara seperti China, Amerika Serikat, Peru, Brasil, dan Inggris, yang berhasil mengamankan komitmen investasi. “Ini adalah awal yang baik untuk menciptakan momentum pertumbuhan ke depan,” ungkapnya dalam acara “Kadin: Global and Domestic Economic Outlook 2025.”
Program Strategis untuk Pengentasan Kemiskinan
Ia juga menyoroti berbagai program pemerintah yang berdampak langsung pada masyarakat luas, seperti makanan bergizi gratis, lumbung pangan, pengampunan utang UMKM, dan program rumah murah. Investasi di sektor pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur digital disebutnya sebagai langkah strategis untuk meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global.
“Daya saing Indonesia sangat besar, meskipun ada tantangan seperti PPN 12 persen, daya beli masyarakat, dan isu ketenagakerjaan. Namun, kami di Kadin siap menjadi mitra strategis pemerintah dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan hingga 0 persen,” tambah Anindya.
Fokus pada Potensi Domestik di Tengah Tantangan Global
Wakil Ketua Umum Bidang Analisis Kebijakan Makro-Mikro Ekonomi Kadin Indonesia, Aviliani, menegaskan bahwa meskipun tantangan eksternal seperti kebijakan perdagangan AS dan China terus ada, potensi pasar domestik Indonesia sangat besar.
“Pengusaha harus cerdas menghadapi suku bunga tinggi dan nilai tukar yang fluktuatif. Misalnya, apakah memilih melunasi utang atau melirik IPO sebagai solusi,” jelas Aviliani. Ia juga memprediksi nilai tukar rupiah akan berada di kisaran Rp16.000–Rp16.500, yang berpotensi memengaruhi inflasi.
Aviliani menekankan bahwa program seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) harus dikelola secara efisien agar tidak memicu kenaikan inflasi.
Potensi Investasi di Sektor Strategis
Terkait investasi, Aviliani menyebut sektor pertambangan sebagai yang paling potensial, mengingat Indonesia memiliki sumber daya alam yang menjadi keunggulan dibanding negara lain. Selain itu, sektor transportasi dan keuangan juga dinilai menarik, dengan minat investor asing yang terus meningkat.
“Kami optimistis kolaborasi antara pemerintah dan dunia usaha dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi yang signifikan, sekaligus memperkuat posisi Indonesia di kancah global,” tutup Aviliani.