Lahan Transmigrasi Disulap Jadi Sentra Peternakan, Pemerintah Dorong Investasi dan Kemandirian Daging

Jakarta – Pemerintah Indonesia meluncurkan konsep baru dalam penguatan industri peternakan sapi nasional dengan memanfaatkan lahan transmigrasi sebagai basis ekosistem peternakan yang dikelola secara komunal oleh korporasi masyarakat. Langkah ini diharapkan mampu menarik investasi, menekan impor daging, dan meningkatkan kesejahteraan warga transmigran.
Inisiatif ini merupakan hasil pertemuan lintas kementerian dan pelaku usaha di kantor BKPM Jakarta, Jumat (16/5), yang dihadiri Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Agung Suganda, serta Direktur PT Asiabeef Biofarma Indonesia, James Jerry Huang.
“Kita punya 3,1 juta hektare Hak Pengelolaan Lahan (HPL) transmigrasi dan 525 ribu hektare lahan baru yang bisa dimanfaatkan. Ini peluang besar untuk industri peternakan,” ujar Menteri Iftitah. Dikutip dari antaranews.com
Melalui sistem kerja sama usaha (KSU), lahan transmigrasi akan dikelola oleh korporasi masyarakat dan diubah menjadi aset saham (equity) yang dibagikan kepada warga. Pendekatan ini diyakini mampu menciptakan keuntungan bagi masyarakat dan investor sekaligus memperkuat ekonomi lokal.
Sebagai langkah awal, Kementerian Pertanian akan mengembangkan proyek percontohan (pilot project) di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Dirjen Peternakan Agung Suganda menyebutkan, 10.000 hektare lahan transmigrasi mampu menampung 5.000 ekor sapi betina produktif berikut sistem pengolahan terintegrasi dari hulu ke hilir.
“Tahun ini pilot project kami targetkan mulai berjalan, dengan dukungan pendanaan dan teknologi dari Asia Beef dan konsorsium Indonesia-Brazil,” jelas Agung.
Wamen Todotua menambahkan, inisiatif ini juga selaras dengan program pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada impor produk peternakan dan mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Ini bagian dari strategi besar untuk mandiri dalam pemenuhan daging dan susu nasional, apalagi populasi kita sudah menembus 300 juta,” ujarnya.