Kisah Inspiratif

Dari 5 Jadi 200! Sukses Beternak Kambing Modern

Kisah Sukses Alumni UGM Bangun Peternakan Kambing dan Domba Modern

Peternakan kambing perah modern – Siapa bilang beternak kambing dan domba itu harus bau, kotor, dan melelahkan? Nyatanya, di Sleman, Yogyakarta, seorang alumni Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil membuktikan sebaliknya. Dengan tekad, ilmu, dan inovasi, ia mengembangkan usaha peternakan modern yang kini memiliki lebih dari 200 ekor kambing dan domba, dikelola dengan sistem bersih, higienis, dan berteknologi.

Awal Mula: Dari 5 Ekor Menuju 200 Ekor

Rahmat Bintang Ramadan, sang pendiri sekaligus manajer Prabu Farm, memulai perjalanan ini dari angka yang sangat kecil: hanya 5 ekor kambing. Dari sana, ia terus belajar, berinovasi, dan mengembangkan usahanya sedikit demi sedikit hingga kini memiliki populasi mencapai ratusan ekor.

Peternakannya tidak hanya fokus pada produksi susu dan daging, tetapi juga menjadi pusat edukasi peternakan kambing perah, kambing kontes, dan domba seni lokal. Rahmat mengembangkan tiga segmentasi utama: kambing perah (ras Sanen, Sapera, dan Alpine), kambing kontes peranakan Etawa (PE), serta domba seni lokal asal Temanggung.

Konsep Peternakan Bersih dan Modern

Salah satu gebrakan Rahmat adalah mengubah stigma bahwa peternakan itu bau dan kotor. Ia menerapkan manajemen kandang bersih, di mana kotoran dipisahkan, urin langsung diserap ke tanah, dan lantai dibersihkan setiap hari. Bahkan, ia menggunakan mesin pemerahan modern untuk menjaga kualitas susu tetap higienis.

Setiap bulan, kandang menjalani pembersihan menyeluruh. Pakan juga dikelola dengan cermat melalui kombinasi konsentrat, hijauan segar, dan mineral tambahan, sehingga menghasilkan susu berkualitas dan kotoran yang tidak berbau menyengat.

Strategi Pakan dan Produksi Susu

Kunci keberhasilan peternakan kambing perah di Prabu Farm terletak pada keseimbangan pakan. Rahmat memberikan konsentrat dengan kadar protein dan serat yang terukur, diikuti hijauan segar dari lahan sendiri, seperti Indigofera, Pakchong, dan Odot.

Saat ini, dari total 200 ekor, 15 ekor kambing perah mampu menghasilkan 28–30 liter susu per hari, sementara 30 indukan lainnya sedang bunting. Produksi susu ini disalurkan ke berbagai pihak, termasuk dapur makan bergizi gratis (MBG) dan pabrik keju lokal.

Edukasi Peternakan: Membuka Peluang untuk Generasi Muda

Selain berfokus pada produksi, Prabu Farm juga mengedepankan edukasi peternakan modern. Banyak pensiunan, pelajar, hingga peternak pemula mengikuti pelatihan di sana. Rahmat selalu menekankan pentingnya memulai dari skala kecil — cukup 1–2 ekor dulu sebelum memperbesar skala.

Konsep ini membuat banyak orang semakin tertarik untuk mencoba usaha ternak kambing perah dan domba, apalagi peluangnya sangat besar di Indonesia, mengingat kebutuhan susu kambing terus meningkat.

Kembali ke Alam, Membangun Ketahanan Pangan

Rahmat percaya bahwa masa depan bukan hanya milik dunia digital, tetapi juga sektor agrikultur. Melalui Prabu Farm (Prana Alas Bumi), ia ingin menginspirasi generasi muda untuk kembali ke alam dan berkontribusi dalam ketahanan pangan nasional.

Menurutnya, dengan lahan produktif yang semakin sempit, perubahan iklim, hingga ketidakpastian global, sektor peternakan menjadi salah satu fondasi penting untuk kemandirian pangan di masa depan.

Produk Hilir: Dari Susu Segar hingga Bakpia Khas Jogja

Tidak berhenti di hulu, Prabu Farm juga mengembangkan produk olahan susu kambing seperti yogurt, susu pasteurisasi, mini cake, hingga bakpia khas Jogja. Dengan strategi ini, mereka mampu menguasai rantai pasok dari hulu ke hilir, sekaligus membuka peluang kemitraan dengan peternak lain.

Dampak Sosial: Dari Pemberdayaan hingga Edukasi Religi

Lebih dari sekadar bisnis, Prabu Farm juga berperan dalam pemberdayaan masyarakat sekitar. Mereka merekrut mantan pengguna narkoba, korban judi online, hingga pemuda dengan masa lalu kurang baik untuk diberdayakan dan diberikan pembinaan, termasuk pengajian rutin dan shalat berjamaah.

Peluang Kemitraan dan Pelatihan

Bagi siapa pun yang tertarik memulai usaha ternak kambing perah atau ingin belajar lebih dalam, Prabu Farm membuka peluang pelatihan, kunjungan, hingga kemitraan. Dengan sistem edukasi yang terstruktur, mereka berharap semakin banyak orang yang tertarik memulai usaha peternakan modern.

Kesimpulan: Peternakan Modern Bisa Menguntungkan dan Berdaya Saing

Kisah Rahmat Bintang Ramadan membuktikan bahwa beternak kambing dan domba tidak harus kuno, kotor, dan melelahkan. Dengan manajemen yang tepat, ilmu yang memadai, dan inovasi berkelanjutan, peternakan bisa menjadi usaha yang menguntungkan, berdaya saing, dan berkontribusi bagi ketahanan pangan Indonesia.

Jika kamu ingin mencoba, mulailah dengan ilmu dasar peternakan. Jangan terburu-buru membeli puluhan ekor tanpa pengalaman. Mulailah kecil, pelajari sistemnya, dan perlahan besarkan skala usahamu. Siapa tahu, dari 5 ekor kamu juga bisa jadi punya 200 ekor seperti Prabu Farm!

 

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button