Berita

Sri Mulyani: Industri Halal Harus Jadi Jaminan, Bukan Beban Tambahan

Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa penguatan industri halal membutuhkan dukungan kebijakan dan regulasi yang solid. Menurutnya, potensi industri halal nasional sangat besar, namun belum sepenuhnya dioptimalkan karena masih menghadapi berbagai tantangan struktural.

“Industri halal jangan menjadi beban tambahan, tapi dia menjadi sebuah assurance,” ujar Sri Mulyani dalam Sarasehan Ekonomi Islam yang digelar di Jakarta, Kamis (15/5/2025). Dikutip dari liputan6.com

Ia menyebut pembangunan kawasan industri berbasis halal masih terkendala, terutama dalam hal insentif fiskal dan non-fiskal. Pemerintah terus mencari formula yang tepat untuk mendorong investasi di sektor ini, termasuk memanfaatkan aset negara yang tidak produktif seperti tanah dan bangunan kosong.

“Aset-aset nyata seperti tanah atau bangunan dalam prinsip syariah bisa menjadi underlying asset yang mudah distrukturkan. Ini penting untuk mendorong volume dan likuiditas,” jelas Sri Mulyani.

Di sisi lain, ia menyoroti kurangnya visibilitas Indonesia dalam ekonomi Islam global, meski menjadi negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Untuk itu, kehadiran aktif dalam forum internasional seperti G20, IMF, World Bank, dan Islamic Development Bank dianggap sangat penting.

Sri Mulyani berharap lebih banyak tokoh dan ahli ekonomi dari Indonesia bisa berperan aktif membawa kepentingan nasional ke panggung global.

Pemerintah, lanjutnya, terus mendorong integrasi instrumen keuangan seperti wakaf dan pemanfaatan aset negara ke dalam ekosistem keuangan syariah. Langkah ini diharapkan bisa memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam industri halal global.

“Kita membutuhkan banyak sekali orang-orang Indonesia yang mampu membawa bendera Indonesia keluar,” pungkasnya.

 

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button