Berita

Wamentan Dorong Akses Generasi Muda ke Inovasi Riset Pertanian

Sukabumi — Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menekankan pentingnya membangun jembatan antara hasil riset balai-balai pertanian dengan kalangan wirausaha muda. Hal ini dinilai krusial agar berbagai inovasi teknologi dan metode pertanian dapat diakses dan diterapkan secara luas oleh generasi muda yang ingin terjun ke sektor pertanian.

Dalam kunjungan kerjanya ke Balai Perakitan dan Pengujian Tanaman Industri dan Penyegar di Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (9/5), Sudaryono menjelaskan bahwa saat ini terdapat 64 balai penelitian di bawah Kementerian Pertanian. Balai-balai ini menangani berbagai bidang, mulai dari pembibitan, pascapanen, inseminasi buatan, hingga pengolahan susu dan produk turunannya.

“Bagaimana penemuan atau model bisnis dari sektor pertanian ini bisa langsung dicontoh, ditiru, dan diaplikasikan oleh masyarakat, itu tantangannya,” ujar Wamentan. Dikutip dari antaranews.com

Ia mengapresiasi kapasitas riset nasional yang dinilai sangat mumpuni, baik dari sisi fasilitas maupun tenaga ahli. Namun, Sudaryono menyoroti adanya kesenjangan antara hasil riset yang luar biasa dengan minimnya pemanfaatan oleh pelaku usaha muda. Banyak generasi muda, menurutnya, memulai usaha pertanian hanya berbekal tutorial media sosial yang kerap tidak berbasis data ilmiah.

“Jangan sampai pemuda kita ingin berwirausaha pertanian tapi hanya bermodal menonton TikTok dan YouTube. Begitu dipraktikkan, hasilnya tidak sesuai, bahkan gagal karena tidak berbasis riset,” ujarnya.

Untuk mengatasi hal ini, Kementerian Pertanian mendorong agar hasil riset dikemas dalam format yang lebih mudah diakses dan dipahami masyarakat. Sudaryono mengusulkan pembuatan modul berupa petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis), agar inovasi pertanian dapat diterapkan langsung di lapangan.

“Penelitian kita lengkap—mau tanam kelapa, cokelat, hingga biomassa—semua ada. Tinggal bagaimana membungkusnya dalam juklak-juknis agar bisa langsung diikuti,” tegasnya.

Selain itu, pemerintah akan memperkuat peran penyuluh pertanian di tingkat daerah. Mereka akan menjadi penghubung penting dalam mendistribusikan informasi dan teknologi pertanian berbasis riset kepada petani dan pelaku usaha muda.

Menurut Wamentan, seluruh fasilitas dan sumber daya manusia sebenarnya sudah tersedia. Yang diperlukan kini adalah memastikan informasi yang tepat bisa diakses oleh mereka yang ingin menekuni dunia pertanian.

Sebagai langkah konkret, Kementerian Pertanian juga menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB) dan sejumlah perguruan tinggi lainnya untuk memperkuat sinergi antara dunia riset dan wirausaha muda. Kolaborasi ini diharapkan dapat menjadikan inovasi pertanian lebih mudah diterapkan secara praktis dan berkelanjutan.

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button