KKP Perkuat Budidaya Ikan Hias Nemo di Maluku untuk Ekonomi dan Kelestarian Laut

Makassar – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkomitmen meningkatkan budidaya ikan hias nemo di Maluku guna mendukung produktivitas, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menjaga keseimbangan ekosistem laut.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Tb Haeru Rahayu (Tebe), menyatakan bahwa ikan nemo menjadi salah satu sumber pendapatan menjanjikan bagi masyarakat Maluku. Oleh karena itu, KKP terus mengembangkan varian ikan nemo guna mendukung ekonomi lokal tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan.
“Budidaya ikan hias nemo menjadi salah satu sumber pendapatan yang menjanjikan bagi masyarakat di Maluku. Melalui Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Ambon, kami telah berhasil mengembangkan hingga 50 varian ikan nemo dengan corak unik dan nilai jual tinggi,” ujar Tebe dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (10/3/2025). Dikutip dari antaranews.com
Menurutnya, upaya ini merupakan solusi untuk mengatasi eksploitasi ikan nemo di alam akibat tingginya permintaan pasar. Dengan mengembangkan budidaya yang berkelanjutan, ekosistem laut dapat tetap terjaga.
Inovasi Budidaya dan Konservasi Ikan Nemo
Kepala BPBL Ambon, Sarwono, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerapkan berbagai strategi untuk meningkatkan produksi ikan hias nemo. Salah satu metode unggulan yang digunakan adalah teknologi Recirculating Aquaculture System (RAS), yang memungkinkan budidaya dilakukan secara lebih efisien dan ramah lingkungan.
BPBL Ambon juga melakukan restocking ikan nemo di perairan Maluku untuk menjaga populasi alami di habitatnya. Selain itu, pendampingan teknis kepada para pembudidaya terus dilakukan guna meningkatkan keterampilan mereka.
“Kami memberikan berbagai stimulus untuk mendukung budidaya ikan hias nemo, mulai dari benih berkualitas hingga sarana dan prasarana produksi,” jelas Sarwono.
Hingga Maret 2025, BPBL Ambon telah menyalurkan 2.500 ekor benih ikan nemo, dengan target mencapai 3.000 ekor sepanjang tahun ini. Sementara itu, tahun sebelumnya BPBL Ambon telah menyalurkan 7.800 ekor ikan nemo kepada kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) di Maluku.
Kontribusi Ekonomi yang Signifikan
Tak hanya meningkatkan pendapatan pembudidaya, BPBL Ambon juga berkontribusi terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Dari Januari hingga Februari 2025, BPBL Ambon telah berhasil menjual 9.177 ekor ikan hias senilai Rp 26 juta.
Sepanjang 2024, total ikan hias hasil produksi BPBL Ambon yang terjual mencapai 29.800 ekor, memberikan kontribusi signifikan terhadap sektor perikanan budi daya di Indonesia.
Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Teri, Lamusu, mengapresiasi dukungan KKP yang telah membantu anggotanya meningkatkan produksi ikan nemo.
“Berkat pendampingan BPBL Ambon, kami kini mampu membudidayakan hingga 10 varian ikan nemo dengan corak warna unik yang memiliki nilai jual tinggi. Hal ini sangat menguntungkan bagi kami,” ujar Lamusu.
Selain ikan hias, Pokdakan Teri juga mengembangkan budidaya ikan konsumsi seperti kakap dan bubara. Menurut Lamusu, pendapatan para anggotanya kini mencapai Rp 5 juta per bulan, jauh di atas upah minimum setempat.
Ikan Hias, Pasar Potensial di Dalam dan Luar Negeri
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, turut mendorong pengembangan budidaya ikan hias sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi pembudidaya.
“Ikan hias memiliki pasar yang cukup tinggi, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di pasar internasional,” kata Trenggono.
Dengan meningkatnya permintaan ikan nemo yang terus berlanjut, budidaya ikan hias berkelanjutan diharapkan dapat menjadi solusi yang menguntungkan secara ekonomi sekaligus melestarikan ekosistem laut Indonesia.