Berita

BPOM dan BUMN Bersinergi Majukan UMKM Indonesia

USAHAMUSLIM – Jakarta, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menunjukkan komitmennya mendukung program Asta Cita ketiga Presiden dan Wakil Presiden Prabowo-Gibran. Fokus dukungan ini meliputi penciptaan lapangan kerja berkualitas, penguatan kewirausahaan, pengembangan industri kreatif, dan percepatan pembangunan infrastruktur.

“Komitmen ini sejalan dengan salah satu misi BPOM,” ujar Kepala BPOM RI, Taruna Ikrar, dalam acara penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) bersama Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Jakarta, Selasa (26/11/2024).

Kerja sama ini bertujuan memperkuat kemandirian dan daya saing produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di bidang obat dan makanan. Menteri BUMN Erick Thohir turut menyampaikan apresiasinya atas langkah konkret BPOM dalam mendukung UMKM.

Fasilitas dan Pendampingan untuk UMKM

Sebagai bagian dari implementasi MoU, BPOM berencana menyediakan pendampingan serta insentif perizinan agar produk UMKM yang dipasarkan melalui PaDi UMKM memenuhi standar legalitas, keamanan, dan kualitas.

“Kami berharap PaDi UMKM bisa menjadi perpanjangan tangan BPOM dalam mendampingi dan mengedukasi pelaku UMKM mengenai cara produksi yang baik serta proses perizinan yang cepat dan mudah,” ujar Taruna.

Berdasarkan data BPOM hingga Desember 2023, tercatat 9.048 sarana produksi pangan, di mana 65%-nya merupakan skala Usaha Mikro dan Kecil (5.881 UMK Pangan Olahan). Selain itu, terdapat 1.002 UMKM obat bahan alam dan 1.057 UMKM kosmetik terdaftar di BPOM.

Meski demikian, Taruna mengungkapkan angka tersebut masih kecil dibandingkan total UMKM obat dan makanan di Indonesia. Untuk itu, ia menekankan pentingnya integrasi data antara BPOM dan Kementerian BUMN agar dapat memberikan dukungan yang lebih efektif dan menjangkau hingga pelosok negeri.

Meningkatkan Daya Saing UMKM

Menteri Erick Thohir menambahkan, sinergi antara BPOM dan Kementerian BUMN akan diwujudkan melalui program Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) serta pendampingan bagi UMKM di sektor obat dan makanan.

“Dengan penguatan kompetensi, fasilitas, sumber daya, dan modal usaha, UMKM diharapkan mampu menerapkan praktik yang baik secara konsisten untuk menghasilkan produk yang aman, bermutu, dan berdaya saing,” ujar Erick.

Kerja sama ini diharapkan dapat menjadi langkah strategis untuk mendorong UMKM Indonesia semakin berkembang dan mampu bersaing di pasar domestik maupun internasional.

Fajar.co.id

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button