Kisah Teller Bank Resign, Memilih Berbisnis, Gerobaknya Pernah Dicuri Orang, Kini Omzetnya Jutaan Setiap Bulan

USAHAMUSLIM, Makassar – Cerita perjuangan seorang mantan pegawai bank yang satu ini dalam membangun bisnisnya, patut diapresiasi. Rohani Ummu Bima, demikian nama dari Ibu satu orang anak, asal kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan ini.
Setelah resign dari pekerjaannya di tahun 2016, Rohani memilih untuk merintis bisnis kuliner.
“Awalnya saya merintis usaha dengan membuka lapak bubur ayam garlic di depan sebuah cafe di jalan Tun Abdul Razak, perbatasan Makassar dan Gowa. Qodarullah, ketika pandemi melanda di tahun 2020 dilanjutkan dengan lockdown, saya terpaksa berhenti jualan, ditambah pula gerobak yang saya beli seharga Rp 2 juta, diambil orang tanpa izin, saya cuma bisa pasrah dan bersabar, dan masya Allah pertolongan Allah datang melalui sebuah cafe yang minta disuplay snack jenis cireng yang merupakan snack best seller di cafe tersebut. Akhirnya coba lagi tawarkan ke cafe yang lain dan chiefnya approve, menerima dengan senang hati.”kisahnya.
Sejak saat itulah, Rohani rutin memproduksi berbagai jenis snack dalam bentuk Frozen food, di antaranya Cireng, Chicken Gordon Bleu, Chicken Katsu, Chicken Wings, dan Curry Puff.
“Memang semua produk kami sebagian besar berbahan baku ayam. Khusus untuk cireng yang merupakan jajanan khas Bandung itu bahan bakunya dari tepung tapioka.” ujarnya.
Meskipun sempat mengalami banyak kegagalan, diusir saat sedang berjualan di awal memulai bisnis, sampai gerobaknya dicuri orang, namun semangatnya tidak pernah surut untuk terus menjalankan usaha frozen food nya itu.
Usaha yang dirintis sejak tahun 2016 itu, kini sudah bisa menghasilkan omzet jutaan rupiah setiap bulan.
“Sebelum saya memproduksi frozen food ini, saya menjalankan usaha jualan bubur ayam. Usaha itu yang saya jalankan setelah resign dari pekerjaan saya sebagai teller bank.Cukup lama saya menjalani usaha itu dan baru berhenti ketika pandemi melanda. Saya lalu mengubah strategi usaha yakni dengan memproduksi frozen food dari rumah, kebetulan pas ketika pemerintah memberlakukan PPKM atau Lockdown ketika itu. ”
Rohani berbagi tips kepada mereka yang ingin terjun memulai usaha mandiri, agar sebaiknya memilih usaha yang memang dikuasai.
“Semoga teman-teman yang ingin berbisnis dimudahkan. Yang belum berani supaya bisa belajar memberanikan diri. Apalagi bagi mereka yang keuangannya masih morat marit karena tdk bekerja di kantoran. Segeralah gali potensi diri dan kembangkan menjadi usaha mandiri.
Alhamdulillah dengan usaha kuliner saya ini, anak saya bisa menyelesaikan sekolahnya. Tentunya dengan segala kemudahan yang Allah berikan.”ujarnya
Ada sepenggal kisah dramatis ketika Rohani memutuskan keluar dari pekerjaannya sebagai pegawai Bank di tahun 2016 lalu.
Keputusannya untuk berhenti atau resign termasuk keputusan yang sangat mendadak dan tanpa persiapan sama sekali. Bahkan belum ada bayangan dalam dirinya akan menjalankan bisnis apa sebagai sumber penghasilan untuk pengganti pekerjaannya sebagai bankir.
“Saya mengajukan pengunduran diri, tidak lama setelah mengikuti suatu kajian yang membahas masalah riba, bagaimana besarnya dosa riba, saya merinding dan tanpa fikir panjang lagi, saya langsung minta berhenti. Bahkan setelah keluar dari pekerjaan itu, saya belum tau akan bagaimana. Yang saya fikirkan hanya satu, yakni membebaskan diri dari keterlibatan saya dalam masalah riba. Padahal waktu itu anak saya yang sedang study di Aussie sedang butuh-butuhnya biaya. Saya hanya mampu berserah diri kepada Allah. Saya tidak bisa berharap kepada siapa-siapa selain Allah, terlebih status saya sebagai single parent. Hanya Allah tempatku bersandar dan anakku sebagai motivasinya.”kata Ummu Bima, demikian sapaan akrabnya.
Meskipun awalnya terasa berat, resign dari tempat kerja dalam keadaan belum ada persiapan ditambah lagi dengan beban kebutuhan hidup yang berat, anak yang sedang sekolah dan membutuhkan biaya besar, namun Rohani memasrahkan semuanya kepada Allah.
Dukungan dari sahabat-sahabatnya menjadi pendorong semangatnya.
“Alhamdulillah dukungan dari sahabat membuat saya tidak merasa sendirian. Sampai sekarang kami berjalan dan bergandengan tangan untuk membekali diri dengan ilmu, saling support dan saling nasihat menasihati, saling mengingatkan. Adapun masalah maisyah itu adalah urusan Allah, banyak pintu rejeki yang Allah bukakan, selama kitanya action.”katanya.
Dan itulah yang dilakukan oleh Rohani. Terus action, setelah gagal dengan jualan bubur ayamnya, kini dia fokus dengan usaha frozen food nya di bawah naungan bendera usahanya, Nan’s Kitchen. Untuk memasarkan produknya, frozen food buatannya disuplay ke cafe-cafe yang sudah menjadi langganan tetapnya.
Untuk harga produknya seperti Cireng, dijual Rp Rp 15.000 per pack, Chicken Gordon Bleu Rp 480.000 per pack dengan isi 10 porsi sudah lengkap dengan sauce stiknya.
Untuk mempromosikan produknya, Rohani juga memanfaatkan komunitas, salah satunya komunitas usaha muslim.
“Alhamdulillah, saya senang sekali bisa berada di komunitas usahamuslim, di situ kita bisa saling support sesama pelaku kuliner di Makassar, bisa saling bertukar pengalaman,semoga ke depannya usahamuslim menjadi komunitas sebagai perpanjangan tangan menuju sukses perbakulan kuliner.”harapnya.
Menurutnya, banyak kemudahan dan faedah yang dia peroleh dengan adanya komunitas usahamuslim. Sesuatu masalah yang dalam bayangan terlihat susah, namun setelah dijalankan ternyata sangat mudah, apalagi dengan adanya sistim online kebijakan pemerintah serentak selindo.(UM)