Berita

Holding UMKM Fesyen dan Kerajinan Resmi Diluncurkan

Yogyakarta — Pemerintah melalui Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) resmi meluncurkan program Holding UMKM untuk klaster fesyen dan kerajinan tangan. Langkah ini ditujukan untuk memperkuat ekosistem rantai pasok industri kreatif nasional sekaligus mendorong daya saing produk lokal.

Deputi Bidang Usaha Menengah Kementerian UMKM, Bagus Rachman, mengatakan bahwa pembentukan holding tersebut dirancang untuk membangun ekosistem kemitraan lintas skala usaha berbasis klaster unggulan di daerah. “Holding UMKM menjadi penghubung antara usaha mikro dan kecil dengan usaha menengah serta industri besar,” ujarnya dalam keterangannya di Yogyakarta, Rabu. Dikutip dari antaranews.com

Menurut Bagus, keberadaan holding akan menempatkan pelaku usaha menengah sebagai poros yang mengonsolidasikan pelaku mikro dan kecil dalam satu rantai usaha. Dengan demikian, akses pembiayaan, pendampingan, hingga pemasaran dapat diperkuat untuk mendorong pertumbuhan usaha yang lebih merata.

Ia menambahkan, usaha menengah berperan membantu mengurai persoalan klasik yang sering menghambat UMKM, seperti keterbatasan produksi, sulitnya akses pembiayaan, mutu produk yang belum terstandar, dan rantai pasok yang belum efisien. “Holding UMKM adalah langkah strategis untuk menciptakan ekosistem yang lebih terintegrasi, sistematis, dan berkelanjutan,” tegasnya.

Peluncuran Holding UMKM klaster fesyen dan kerajinan tangan dilakukan karena keduanya merupakan sektor kuat dalam industri kreatif nasional. Pada 2024, sektor fesyen mencatat kontribusi Rp249,67 triliun terhadap PDB dan nilai ekspor mencapai Rp238,37 triliun. Sementara industri kerajinan tangan yang terdiri dari lebih dari 700 ribu unit usaha mencatat nilai ekspor sekitar Rp11,03 triliun.

Permintaan global yang terus meningkat membuat pemerintah menilai perlunya penguatan ekosistem agar produk lokal mampu bersaing di pasar internasional.

Untuk menjalankan operasional holding, pemerintah menunjuk PT Lurik Prasojo dan CV Agil Craft Indonesia sebagai operator klaster. Kedua perusahaan dinilai memiliki kapasitas dalam mengagregasi pelaku mikro dan kecil, menjalankan inkubasi usaha, menjaga kesinambungan pemasaran, serta memfasilitasi akses pembiayaan.

PT Lurik Prasojo, yang fokus dalam pelestarian wastra nusantara terutama lurik, memberdayakan lebih dari 250 perajin perempuan dan 66 tenaga kerja tetap. Sementara CV Agil Craft Indonesia mengembangkan ekosistem kerajinan bersama 150 perajin, dengan 95 persen produknya telah menembus pasar Jepang, Argentina, Eropa, hingga Afrika Selatan.

Peluncuran holding ini diharapkan menjadi pendorong signifikan bagi UMKM kreatif Indonesia untuk memperkuat posisi di pasar domestik maupun global.

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button