Marketing

Market Follower: Strategi Cerdas Raih Untung Besar

Market Follower – Sebagian besar orang menganggap bahwa mengikuti tren pasar hanyalah langkah “pengekor” yang tidak membawa kemajuan bagi perusahaan. Namun faktanya, strategi market follower justru mampu mencetak keuntungan yang stabil tanpa harus mengeluarkan biaya besar untuk riset dan pengembangan.

Di dunia bisnis yang kompetitif, menjadi pengikut bukan berarti kalah — justru bisa menjadi langkah strategis bila dilakukan dengan tepat. Mari kita bahas lebih dalam tentang apa itu market follower, karakteristiknya, serta strategi efektif untuk menerapkannya agar tetap unggul di pasar.

Apa Itu Market Follower?

Market follower adalah perusahaan yang secara sadar memilih untuk mengikuti jejak market leader atau pemimpin pasar. Mereka tidak selalu berlomba menjadi yang pertama, melainkan fokus pada bagaimana menyesuaikan produk dan strategi pemasaran agar sesuai dengan tren dan kebutuhan pelanggan yang sudah terbentuk.

Perusahaan dengan strategi ini biasanya memposisikan diri sebagai pemain kedua atau ketiga yang mengamati, mempelajari, lalu memodifikasi inovasi yang sudah terbukti sukses di pasar.

Contoh sederhana:
Ketika market leader meluncurkan minuman boba kekinian dengan rasa dan kualitas bahan terbaik, market follower akan membuat versi serupa — mungkin dengan harga lebih terjangkau atau varian rasa yang lebih banyak. Hasilnya? Mereka tetap mendapat pasar tanpa harus menanggung biaya riset besar.

Karakteristik Umum Market Follower

Strategi market follower tidak asal meniru, melainkan dilakukan dengan perhitungan cermat dan diferensiasi tertentu. Berikut karakteristik utamanya:

1. Menonjolkan Ciri Khas

Meski mengikuti tren, perusahaan pengikut tetap memiliki keunikan tersendiri — bisa berupa pelayanan lebih cepat, lokasi strategis, atau kualitas yang lebih stabil.
Ciri khas inilah yang membuat mereka tetap relevan tanpa harus memimpin inovasi.

2. Meniru dengan Cermat

Alih-alih menyerang pasar secara agresif, market follower memilih jalur aman dengan meniru atau memodifikasi strategi market leader.
Mereka belajar dari kesuksesan kompetitor, lalu menerapkan versi yang lebih efisien dan hemat biaya.

3. Efisiensi Tanpa Biaya Inovasi Besar

Karena tidak perlu melakukan riset produk dari nol, biaya operasional bisa ditekan secara signifikan. Ini memungkinkan mereka meraih margin keuntungan tinggi dengan risiko finansial yang lebih kecil.

Strategi Efektif dalam Menerapkan Market Follower

Meski dikenal sebagai pengikut, market follower bukan berarti tidak punya strategi. Berikut empat pendekatan umum yang sering digunakan:

1. Adapter (Penyesuai)

Strategi ini meniru sebagian elemen dari kompetitor, namun tetap mempertahankan nilai unik produk sendiri.
Misalnya, ketika perusahaan besar meluncurkan smartphone lipat, market follower bisa merilis produk serupa dengan fitur tambahan atau harga lebih terjangkau.
Strategi ini memadukan efisiensi dan diferensiasi.

2. Imitation (Peniruan)

Dalam strategi ini, market follower menggunakan kekuatan merek (brand equity) untuk menarik pelanggan yang tidak mampu membeli produk market leader.
Namun, strategi ini harus hati-hati karena jika dilakukan berlebihan dapat melanggar hak cipta atau menurunkan reputasi merek.

3. Cloner (Peniru Identik)

Cloner berupaya meniru produk kompetitor secara hampir identik — mulai dari desain, fitur, hingga kemasan.
Tujuannya jelas: menawarkan alternatif dengan harga yang lebih murah.
Contohnya, merek sepatu “Poomah” yang menyerupai Puma atau tas “Gooci” yang mirip Gucci.
Meski terlihat menguntungkan, strategi ini berisiko tinggi terhadap tuntutan hukum.

4. Counterfeiter (Pemalsu)

Berbeda dari cloner, strategi counterfeiter secara terang-terangan membuat produk tiruan agar tampak sama persis dengan produk aslinya.
Praktik ini termasuk ilegal karena melanggar hak cipta dan merek dagang.
Biasanya terjadi pada industri hiburan dan fashion, seperti pembajakan musik, film, atau produk mewah.

Keuntungan Menjadi Market Follower

Meski tidak menjadi pionir, perusahaan yang memilih strategi market follower memiliki banyak keuntungan strategis. Berikut beberapa di antaranya:

1. Keuntungan Besar Tanpa Biaya Riset

Dengan memanfaatkan produk yang sudah terbukti berhasil, market follower bisa menghemat jutaan hingga miliaran rupiah untuk riset dan pengembangan.
Mereka tinggal fokus pada peningkatan efisiensi produksi dan pelayanan pelanggan.

2. Biaya Promosi Lebih Rendah

Karena pasar sudah diedukasi oleh market leader, perusahaan pengikut cukup menunggangi tren yang sedang viral.
Mereka tidak perlu melakukan kampanye besar-besaran untuk memperkenalkan produk baru.

3. Risiko Persaingan Lebih Rendah

Alih-alih bersaing langsung, market follower memilih bermain di area yang lebih aman: pasar niche atau variasi produk tertentu.
Strategi ini menghindarkan mereka dari “perang harga” yang sering merugikan perusahaan besar.

Kerugian Penerapan Market Follower

Namun, strategi ini juga memiliki kelemahan yang tidak bisa diabaikan. Berikut beberapa risiko yang harus diperhatikan:

1. Brand Image Lemah

Karena dianggap hanya meniru, banyak market follower kesulitan membangun citra merek yang kuat dan autentik.
Konsumen mungkin menganggap mereka sebagai versi “murah” dari market leader, yang bisa menghambat loyalitas jangka panjang.

2. Persepsi Negatif

Beberapa pelanggan atau pesaing mungkin melihat market follower sebagai “penumpang” kesuksesan orang lain.
Jika tidak dikelola dengan baik, reputasi ini bisa merusak kepercayaan publik terhadap merek.

3. Risiko Hukum dan Hak Cipta

Meniru produk atau strategi terlalu jauh bisa memicu pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI).
Kasus seperti ini tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga bisa mengakhiri eksistensi merek di mata konsumen.

 Cara Meningkatkan Efektivitas Strategi Market Follower

Agar strategi market follower tetap sukses dan berkelanjutan, perusahaan perlu fokus pada tiga hal berikut:

  1. Analisis Tren Pasar Secara Aktif
    Jangan hanya meniru, tapi pahami juga arah perubahan pasar. Gunakan data untuk mengidentifikasi peluang dan celah yang belum dimanfaatkan.
  2. Tingkatkan Pelayanan dan Pengalaman Pelanggan
    Di era digital, pelayanan yang cepat dan personal sering kali menjadi pembeda utama antara merek sukses dan gagal.
  3. Gunakan Teknologi untuk Efisiensi
    Sistem CRM dan sales automation seperti Mekari Qontak dapat membantu perusahaan mengelola prospek, memantau interaksi pelanggan, hingga menganalisis performa penjualan dari satu dasbor terpadu.

Untuk lebih jelasnya, kita lihat contoh kasus produk mie instan. 

Berdasarkan data yang diperoleh dari web top brand 2025, market leader mie instan adalah Indomie dengan pangsa pasar 73 %. market challenger adalah mie Sedap dengan pangsa pasar 11,6% dan posisi market follower diduduki Gaga 3,20% dan Sarimie 2,80%

Kesimpulan

Strategi market follower bukanlah tanda kelemahan — justru bentuk kecerdasan bisnis.
Dengan modal yang lebih efisien, risiko lebih kecil, dan kemampuan beradaptasi tinggi, pengikut pasar dapat tetap meraih keuntungan stabil.

Namun, kunci suksesnya ada pada inovasi dalam penyesuaian, bukan sekadar peniruan.
Gunakan teknologi, pahami pelanggan, dan bangun identitas merek yang otentik agar tetap relevan di tengah kompetisi yang dinamis.

===

Sumber

  1. qontak.com
  2. topbrand-award.com/
Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button