Revitalisasi Tambak Pantura Serap 119 Ribu Tenaga Kerja dan Dukung Pertumbuhan Ekonomi Pesisir

Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan program revitalisasi tambak di wilayah pantai utara (Pantura) berpotensi menyerap hingga 119.100 tenaga kerja sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi pesisir dan meningkatkan kesejahteraan pembudi daya ikan.
Sekretaris Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Tinggal Hermawan, menjelaskan luas lahan tambak yang akan direvitalisasi mencapai sekitar 20.413 hektare sebagai bagian dari transformasi budidaya perikanan nasional.
“Program ini diproyeksikan menciptakan lapangan kerja mulai dari sektor hulu, proses budidaya di tambak, hingga kegiatan hilir,” ujar Tinggal di Jakarta, Senin (tanggal). Dikutip dari antaranews.com
Menurut Tinggal, revitalisasi akan membawa perubahan signifikan pada sistem budidaya di kawasan tersebut. Sebagian besar lahan tambak yang menjadi target sebelumnya tidak produktif, menggunakan metode tradisional, dan belum memiliki fasilitas seperti tandon atau instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Kondisi ini menyebabkan produktivitas tambak sangat rendah.
Melalui program revitalisasi, kawasan tambak di Pantura diharapkan berkembang menjadi pusat budidaya perikanan berkelanjutan dengan nilai ekonomi tinggi, terutama untuk komoditas unggulan seperti ikan nila salin.
“Dengan revitalisasi ini, kawasan tambak akan menjadi area budidaya perikanan bernilai tinggi dan ramah lingkungan,” jelasnya.
Selain meningkatkan hasil produksi, program ini juga diharapkan memperkuat ketahanan pangan nasional dan mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis masyarakat yang inklusif serta berdaya saing tinggi.
“Revitalisasi tambak mendukung kebijakan swasembada dan ketahanan pangan nasional sekaligus memperkuat pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” tambah Tinggal.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan bahwa program revitalisasi tambak di Pantura merupakan strategi utama pemerintah dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Komoditas ikan nila salin dipilih karena memiliki potensi pasar domestik dan global yang besar, sehingga program ini diyakini mampu menggerakkan ekonomi masyarakat pesisir.