11 Teknik Copywriting Humanis yang Tingkatkan Penjualan

Teknik Copywriting – Jujur aja, dulu saya pikir copywriting itu cuma soal kata-kata manis di iklan. Tapi setelah saya benar-benar terjun di dunia digital marketing, saya baru sadar… copywriting itu senjata utama kalau kita mau jualan online lebih laris.
Saya belajar dari trial and error, dari tulisan yang nggak ada yang klik sampai akhirnya bikin copy yang bikin orang bukan cuma klik, tapi juga beli. Nah, di artikel ini saya mau cerita teknik-teknik copywriting yang sudah saya coba sendiri. Bahasa saya bakal santai, kayak lagi ngobrol aja sama kamu, supaya gampang dipahami dan nggak kaku kayak teori di buku.
Apa Itu Copywriting? (Versi Simpelnya)
Bayangin kamu lagi ngobrol sama temen tentang produk yang kamu suka banget. Kamu nggak sekadar cerita fiturnya, tapi juga bikin dia pengin banget punya. Nah, itulah inti copywriting—menulis dengan tujuan bikin orang tertarik dan akhirnya ambil tindakan, entah itu beli, daftar, atau minimal ngeklik link kamu.
1. Kenali Audiens: Siapa Mereka, Apa Maunya
Saya dulu pernah nulis copy buat produk skincare dengan gaya bahasa yang kaku banget. Ternyata target audiensnya remaja SMA yang suka gaya bahasa santai dan sedikit slang. Akhirnya saya ubah jadi lebih casual, dan engagement naik drastis.
Tips saya: stalk audiens kamu di media sosial. Lihat cara mereka ngomong, masalah mereka, bahkan meme yang mereka suka.
2. Clickbait yang Etis: Pikat Tanpa Nipu
Pernah nggak klik artikel dengan judul bombastis tapi isinya zonk? Saya pernah, dan rasanya males balik lagi ke situs itu.
Makanya kalau mau pakai clickbait, pastikan isinya sepadan dengan janji di judul. Misalnya:
=> “5 Kebiasaan Sederhana yang Bisa Bikin Kamu Lebih Produktif (Nomor 3 Paling Mudah)”
Pastikan nomor 3 memang paling mudah dan ada value-nya. Jangan cuma clickbait doang.
BACA JUGA: 50+ Kata Promosi Umroh yang Bikin Jamaah Cepat Daftar!
3. Teknik 4C: Jelas, Ringkas, Menarik, Bisa Dipercaya
Ini mantra saya setiap nulis copy:
- Clear (Jelas) – nggak bikin orang bingung.
- Concise (Ringkas) – to the point.
- Compelling (Menarik) – bikin penasaran.
- Credible (Bisa dipercaya) – kasih bukti/testimoni.
Kalau 4C ini ada, dijamin copy kamu nggak basi.
4. Persuasif + Call to Action yang Menggoda
Copywriting tanpa ajakan itu kayak jualan di pasar tapi nggak teriak “ayo dibeli!”. Tambahkan Call to Action (CTA) yang jelas dan menggoda.
Contoh:
“Coba sekarang dan rasakan bedanya dalam 7 hari. Klik di sini sebelum stok habis!”
Kalimat ajakan ini bikin pembaca lebih terdorong buat ambil keputusan.
5. Fokus ke Keunggulan: Jangan Cuma Sebut Fitur
Kesalahan saya di awal belajar copywriting adalah terlalu fokus ngomongin fitur. Padahal orang nggak peduli sama ‘fitur’, mereka pengin tahu manfaatnya buat hidup mereka.
=>Salah:
“Laptop ini punya RAM 16GB.”
=> Benar:
“Kerja multitasking jadi lancar tanpa lemot dengan RAM 16GB.”
Lihat bedanya? Yang kedua lebih terasa manfaatnya kan?
6. Judul dengan Angka: Bikin Orang Penasaran
Artikel dengan judul angka kayak “7 Cara…” atau “5 Alasan…” biasanya lebih banyak diklik. Kenapa? Karena orang jadi tahu ada informasi yang jelas dan nggak muter-muter.
Contohnya kayak judul artikel ini. Kamu nge-klik juga salah satunya karena ada angka, kan? 😄
7. Optimasi Kata Kunci: Biar Google Sayang Sama Kamu
Copywriting yang bagus juga harus SEO-friendly. Sisipkan kata kunci secara natural supaya artikel kamu lebih mudah ditemukan di Google.
=>>Hindari keyword stuffing (kata kunci dipaksa masuk).
=>>Fokus ke pengalaman pembaca, bukan cuma algoritma.
8. Storytelling: Ceritain Pengalaman (Bikin Deket)
Orang suka cerita. Jadi kenapa nggak bawa storytelling ke copywriting? Cerita bikin produk lebih “hidup” dan relatable.
Contoh:
“Dulu saya benci banget sama kopi hitam. Tapi semua berubah waktu saya nyoba kopi cold brew ini. Rasanya halus, nggak pahit, dan bikin pagi saya lebih berenergi.”
Cerita kayak gini bikin orang lebih mudah nyambung.
9. Problem Solving: “Ngomongin Masalah Mereka Dulu”
Salah satu trik yang sering saya pakai adalah buka dengan masalah yang relate banget sama audiens. Soalnya siapa sih yang nggak suka kalau masalahnya dipahami?
Contoh gaya ngobrol:
“Capek nggak sih kalau tiap malam harus pakai skincare banyak step, tapi hasilnya nggak keliatan? Sama. Makanya saya akhirnya coba serum X yang simpel tapi bikin kulit lebih cerah dalam 7 hari.”
Teknik ini bikin audiens merasa kita ngerti mereka, bukan sekadar jualan.
10. Format FAQ: Jawab Pertanyaan Sebelum Ditanya
Saya suka format FAQ karena simple dan to the point. Plus, Google sering banget munculin FAQ di featured snippet.
Contoh:
Q: Apakah serum ini aman untuk ibu hamil?
A: Aman. Serum ini bebas retinol dan bahan berbahaya lainnya, sudah lulus uji dermatologi.
11. Fakta dan Data: Bangun Kepercayaan
Kalau audiens kamu skeptis, kasih mereka fakta. Angka dan data bikin copywriting lebih kredibel.
Contoh:
“95% pengguna merasakan kulit lebih lembab hanya dalam 3 hari.”
Tapi pastikan datanya beneran valid ya, jangan asal comot.
Penutup: Saatnya Copywriting Kamu Bekerja!
Copywriting bukan soal merangkai kata indah. Ini tentang bagaimana kamu bikin orang percaya dan akhirnya membeli. Teknik-teknik di atas sudah saya coba, dan hasilnya? Penjualan meningkat, trafik naik, bahkan beberapa tulisan jadi viral di media sosial.
Kalau saya bisa belajar dari nol sampai sekarang, kamu juga pasti bisa. Coba satu per satu tekniknya, lihat mana yang paling cocok untuk audiensmu.
Mau belajar lebih dalam cara bikin copywriting yang konversinya tinggi? Yuk, baca artikel lain seputar copywriting 👉 Klik di sini sekarang