Wamenkop Dukung Rumah Flat Berbasis Koperasi sebagai Solusi Hunian Terjangkau

Yogyakarta – Wakil Menteri Koperasi dan UKM (Wamenkop) Ferry Juliantono menyoroti rumah flat di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, yang viral karena dibangun berbasis koperasi dan mampu menghadirkan hunian murah di kawasan elite. Menurutnya, inisiatif tersebut bisa menjadi inspirasi nasional untuk pengembangan hunian terjangkau melalui model koperasi.
“Contoh rumah flat di Menteng menunjukkan bahwa koperasi bisa menjadi solusi alternatif dalam mengatasi mahalnya harga tanah dan hunian,” ujar Ferry usai menghadiri Festival Pamer Kampung Kota dan peresmian Model Koperasi Perumahan di Yogyakarta, Senin (14/7/2025). Dikutip dari tribunnews.com
Ferry mendorong komunitas-komunitas, baik di perkotaan maupun pedesaan, untuk membentuk koperasi perumahan. Ia menilai komunitas masyarakat pada dasarnya adalah basis anggota koperasi, sehingga wajar jika mereka terlibat dalam pengembangan hunian secara gotong royong.
Melalui koperasi, menurut Ferry, akan lahir pendekatan baru dalam pengadaan lahan, pembangunan, hingga pengelolaan hunian. Kementerian Koperasi, lanjutnya, akan bersinergi dengan Kementerian Perumahan guna memperkuat inisiatif ini, termasuk meninjau kembali regulasi yang dibutuhkan.
“Kami punya Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) yang siap mendukung koperasi-koperasi perumahan yang dibangun oleh komunitas warga,” katanya.
Ferry menjelaskan, koperasi perumahan tidak hanya berperan sebagai pengembang (developer), tapi juga menjadi bagian penting dalam rantai pasok, termasuk pengelolaan bahan bangunan dan pemberdayaan tenaga kerja lokal. Skema pembiayaan pun dilakukan secara gotong royong melalui simpanan wajib anggota koperasi.
Dalam konteks rumah flat di Menteng, ia mencontohkan bagaimana koperasi bisa memegang Hak Guna Bangunan (HGB) sementara pembangunan dilakukan secara transparan dan kolektif. “Ini solusi riil dan legal, bisa direplikasi di banyak kota,” tegas Ferry.
Konsep Rumah Flat Jadi Perhatian
Rumah flat di Menteng yang ramai diperbincangkan warganet merupakan bangunan empat lantai yang dijual per unit dengan harga di bawah Rp1 miliar—jumlah yang tergolong terjangkau untuk kawasan elite seperti Menteng. Desainnya menyerupai apartemen, namun termasuk hunian vertikal rendah (low-rise) tanpa lift.
Wakil Ketua Umum DPP Real Estat Indonesia (REI), Bambang Ekajaya, menjelaskan bahwa rumah flat adalah bentuk rumah deret bertingkat dengan hak kepemilikan satuan (strata title), mirip rumah susun. Konsep ini memaksimalkan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB), memungkinkan pembangunan vertikal tanpa menyalahi aturan kepadatan.
“Konsep ini sudah banyak diterapkan di kawasan seperti BSD City dan Alam Sutera. Dan sangat cocok untuk wilayah-wilayah dengan harga tanah yang mahal seperti Jabodetabek,” kata Bambang.