Sandiaga Uno: Indonesia Butuh Lebih Banyak SDM Bermental Entrepreneur untuk Capai Visi 2045
Eks Menparekraf dorong kolaborasi, adaptasi, dan inovasi agar bonus demografi tak berubah jadi bencana

JAKARTA — Indonesia dinilai memerlukan lebih banyak sumber daya manusia (SDM) bermental wirausaha guna mengejar target ambisius menjadi negara maju pada 2045. Hal ini disampaikan oleh pengusaha sekaligus Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI periode 2020–2024, Sandiaga Salahuddin Uno.
Menurut Sandiaga, kebutuhan terhadap entrepreneur kini semakin mendesak di berbagai sektor. Ia menilai, ada tiga hal yang harus diperkuat untuk membangun semangat kewirausahaan nasional: inovasi, adaptasi, dan kolaborasi.
“Pengusaha harus mampu beradaptasi dan berani mengambil risiko di tengah peluang besar. Saat ini banyak pelaku usaha besar memilih sikap wait and see karena pergantian pemerintahan, padahal pemerintah sekarang menjanjikan continuity dari pemerintahan sebelumnya,” ujar Sandiaga. Dikutip dari katadata.co.id
Ia menambahkan, kolaborasi menjadi kunci menghadapi ketidakpastian global. Meski ada anggapan bahwa Indonesia tengah mengalami krisis ekonomi, Sandiaga menilai kondisi nasional masih cukup solid dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,12% pada kuartal terakhir. “Kita masih punya peluang besar untuk tumbuh,” katanya.
Sandiaga juga menyoroti potensi besar sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dari sekitar 65 juta pelaku UMKM di Indonesia, hanya kurang dari 5% yang benar-benar berjiwa entrepreneur, sementara sisanya masih berada di sektor informal.
Meski demikian, sektor UMKM tetap menjadi tulang punggung ekonomi nasional dengan kontribusi 61% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan penyerapan lebih dari 97% tenaga kerja. Namun, tantangan masih besar terutama dalam hal transformasi digital — sebab baru sekitar 30% pelaku UMKM yang sudah terhubung dengan ekosistem ekonomi digital.
“Kalau bonus demografi ini tidak dikelola dengan baik, bisa berubah jadi bencana demografi. Karena itu, bonus demografi harus dilengkapi dengan bonus inovasi, adaptasi, dan kolaborasi. Generasi muda harus menjadi generation impact yang menggerakkan Indonesia menuju Emas 2045,” tegasnya.