Produk Mamin Indonesia Catat Potensi Transaksi Rp40 Miliar di Gulfood 2025 Dubai

Jakarta – Produk makanan dan minuman (mamin) Indonesia mencatatkan potensi transaksi sebesar 2,5 juta dolar AS atau sekitar Rp40 miliar dalam pameran Gulfood 2025 di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Keberhasilan ini menegaskan daya saing produk mamin Indonesia di pasar global.
Duta Besar RI untuk UEA, Husin Bagis, menyatakan bahwa hasil positif dari pameran ini menunjukkan kualitas produk Indonesia yang mampu bersaing dengan negara lain.
“Produk mamin Indonesia memiliki kualitas yang sangat baik dan mampu bersaing dengan produk negara lain. Gulfood merupakan ajang yang tepat untuk promosi karena memberikan eksposur tinggi ke pasar global,” ujar Husin dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (4/3). Dikutip dari antaranews.com
Tercatat lebih dari 45 perusahaan Indonesia berpartisipasi dalam pameran tersebut, termasuk lima usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang difasilitasi oleh Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Dubai. Produk-produk yang ditampilkan meliputi makanan ringan, biskuit, minyak nabati dan hewani, santan, rempah-rempah, serta produk perikanan.
Ikan Kaleng Jadi Primadona
Kepala ITPC Dubai, Widy Haryono, mengungkapkan bahwa ikan kaleng menjadi produk unggulan dalam pameran tersebut dengan permintaan tertinggi senilai 1,3 juta dolar AS. Pembeli terbesar berasal dari Irak, Iran, Suriah, Arab Saudi, dan Mesir.
Selain itu, produk biskuit juga menarik minat pembeli dari Palestina, Qatar, Bahrain, Arab Saudi, UEA, dan Yaman. Sementara itu, wafer mencatatkan permintaan dari UEA, Oman, Yaman, dan Nigeria. Produk kerupuk mendapat perhatian besar dari UEA dan India, sedangkan mi instan laris di UEA, India, dan Filipina.
“Minat yang tinggi terhadap produk Indonesia menunjukkan kepercayaan global terhadap kualitas dan standar produk Indonesia. Ini menguatkan komitmen kami untuk terus mendorong produsen Indonesia bersaing di pasar internasional,” ujar Widy.
Perdagangan Indonesia-UEA Menguat
Pada 2024, total perdagangan antara Indonesia dan UEA mencapai 5,05 miliar dolar AS, meningkat 1,08 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Ekspor Indonesia ke UEA mencapai 3,06 miliar dolar AS, sementara impor dari UEA sebesar 1,99 miliar dolar AS, menghasilkan surplus perdagangan bagi Indonesia senilai 1,07 miliar dolar AS.
Beberapa produk ekspor unggulan Indonesia ke UEA meliputi perhiasan, minyak kelapa sawit dan turunannya, kendaraan bermotor, kain tenunan dari benang filamen sintetik, serta kertas dan karton.
Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa produk Indonesia terus berkembang dan semakin diterima di pasar internasional, membuka peluang lebih besar untuk ekspansi ke kawasan Timur Tengah dan sekitarnya.