Kementan Siapkan Langkah Antisipatif Jaga Stabilitas Harga Pakan Ternak

Jakarta – Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) menyiapkan sejumlah langkah antisipatif untuk menekan lonjakan harga pakan ternak, terutama jagung, yang berpotensi membebani peternak unggas di dalam negeri.
Dirjen PKH Kementan, Agung Suganda, mengatakan pihaknya telah mengimbau industri pakan agar tidak menaikkan harga, melakukan pemetaan peternak calon penerima cadangan jagung pemerintah, hingga mempertemukan kelompok tani dengan pemasok jagung.
“Langkah ini diambil agar pasokan jagung tetap stabil, biaya produksi pakan tidak melonjak, dan masyarakat bisa mengakses pangan asal unggas dengan harga terjangkau,” ujarnya di Jakarta, Minggu (7/9). Dikutip dari antaranews.com
Kementan juga berkoordinasi dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Satgas Pangan untuk memastikan distribusi jagung berjalan lancar serta mencegah praktik penimbunan oleh oknum pengepul maupun pedagang.
Agung menegaskan, penyelesaian persoalan harga jagung membutuhkan kebersamaan seluruh pihak—petani, pelaku usaha pakan, dan peternak unggas—agar ketahanan pangan nasional tetap terjaga. Ia menambahkan, visi Indonesia Emas 2045 hanya dapat terwujud jika stabilitas harga dan pasokan jagung terjamin.
Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa, memastikan keluhan peternak telah ditindaklanjuti melalui penyaluran cadangan jagung lewat program Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP).
“Saya minta peternak bersabar. Semua aspirasi sudah direspons, meski prosesnya bertahap sesuai aturan. Mari kita kawal bersama agar kondisi tetap kondusif,” kata Ketut.
Berdasarkan data Panel Harga Bapanas per Minggu pukul 13.40 WIB, harga jagung tingkat konsumen tercatat Rp6.602 per kg, turun tipis dari Rp6.623 per kg sehari sebelumnya. Sementara itu, harga jagung pipilan kering di tingkat produsen naik menjadi Rp5.511 per kg dari Rp5.500 per kg.