Berita

IFEX 2025 Resmi Dibuka, Industri Mebel Indonesia Didorong Perluas Pasar Global

Jakarta – Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, berharap Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2025 dapat menjadi momentum strategis untuk meningkatkan penjualan mebel, furnitur, dan kerajinan Indonesia di pasar global. Pameran ini diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

“Semoga IFEX 2025 berlangsung sukses dan mampu mencetak transaksi besar bagi industri mebel dan furnitur nasional,” ujar Faisol saat membuka acara di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (6/3/2025). Dikutip dari antaranews.com

Dalam kesempatan tersebut, Faisol mengapresiasi peran Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) dalam mendorong pertumbuhan sektor furnitur dan mebel. Ia menilai HIMKI berkontribusi besar dalam menjaga daya saing ekspor industri ini, baik sebelum maupun setelah pandemi COVID-19.

Potensi industri furnitur Indonesia, menurut Faisol, masih sangat besar mengingat pasar global mencapai 800 miliar dolar AS. Tren masa depan menunjukkan bahwa produk furnitur semakin mengarah pada desain ramah lingkungan, multifungsi, dan berbasis teknologi.

Selain itu, teknologi industri 4.0 seperti Augmented Reality (AR) dan 3D printing turut mengubah cara konsumen berbelanja serta meningkatkan efisiensi produksi. Pemanfaatan teknologi ini diharapkan dapat memperkuat daya saing furnitur Indonesia di pasar internasional.

IFEX 2025 Hadir Lebih Besar, Dukung Daya Saing Global

Sebagai pameran furnitur terbesar di Indonesia, IFEX 2025 menampilkan lebih dari 500 peserta dan 3.000 produk unggulan dari para pengrajin lokal. Presiden Direktur Dyandra Promosindo, Daswar Marpaung, menyatakan bahwa tahun ini IFEX hadir dengan skala yang lebih besar, menempati area 65.000 meter persegi termasuk Grand Hall JIExpo Kemayoran.

“IFEX bukan sekadar pameran, tetapi juga wadah untuk memperluas pasar global bagi pengrajin lokal. Tahun ini, IFEX merayakan 10 tahun komitmennya dalam mendukung pertumbuhan industri mebel Indonesia di kancah internasional,” ujar Daswar.

Ketua HIMKI, Abdul Sobur, juga menyoroti peluang ekspor mebel Indonesia yang masih memiliki ruang untuk berkembang. Ia menyebutkan bahwa transaksi di pameran ini biasanya mencapai 300 ribu dolar AS, sementara setelah pameran dapat meningkat hingga 1 miliar dolar AS.

Namun, ia mengakui bahwa ekspor mebel Indonesia masih tertinggal dibandingkan China yang mencapai 80 miliar dolar AS dan Vietnam dengan hampir 20 miliar dolar AS. Indonesia sendiri baru menyentuh angka 2,5 miliar dolar AS, sehingga masih ada banyak peluang yang bisa dikejar.

Untuk mendukung pertumbuhan industri ini, Sobur meminta pemerintah meninjau ulang regulasi, khususnya terkait Sertifikat Legalitas Kayu (STLK). “Kami berharap aturan ini bisa direduksi dan cukup diberlakukan di hulu, agar tidak memberatkan industri,” harapnya.

Pameran IFEX 2025 akan berlangsung pada 6-9 Maret 2025, diharapkan menjadi ajang penting bagi industri mebel dan kerajinan nasional dalam meningkatkan daya saing serta menembus pasar ekspor yang lebih luas.

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button