Bulog Pastikan Stok Beras Aman hingga Akhir Ramadan, Stabilkan Harga dengan Operasi Pasar

Jakarta – Perum Bulog memastikan ketersediaan stok beras nasional dalam kondisi aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga akhir Ramadan 2025. Langkah ini dilakukan guna menjaga kestabilan pasokan serta mencegah kelangkaan komoditas selama periode tersebut.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Mokhamad Suyamto, menegaskan bahwa pihaknya telah mempersiapkan strategi guna memastikan distribusi beras tetap stabil sepanjang bulan puasa.
“Ketersediaan stok beras nasional dalam kondisi aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya hingga akhir Ramadan 2025,” ujar Suyamto dalam keterangannya, Minggu (2/3/2025). Dikutip dari antaranews.com
Saat ini, Bulog memiliki total stok beras sekitar 1,9 juta ton, yang berasal dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan hasil pembelian gabah dari petani dalam negeri. Dengan perencanaan yang matang, Suyamto memastikan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir mengenai pasokan beras selama Ramadan dan menjelang Idul Fitri.
Operasi Pasar untuk Kendalikan Harga Pangan
Selain menjaga pasokan, Perum Bulog juga menggelar operasi pasar pangan murah di berbagai daerah guna menekan lonjakan harga bahan pokok seperti beras dan gula.
“Untuk menjaga harga beras tetap stabil selama Ramadan, kami melakukan stabilisasi baik di tingkat produsen maupun konsumen. Di tingkat petani, harga kami pantau agar tetap adil, sementara di tingkat konsumen kami pastikan harga tetap terjangkau,” jelas Suyamto.
Operasi pasar ini dilaksanakan melalui koordinasi dengan pemerintah daerah, Pos Indonesia, ID Food, serta sejumlah BUMN terkait untuk memperluas jangkauan distribusi bahan pangan ke masyarakat. Langkah ini diharapkan dapat memberikan akses lebih luas terhadap bahan pokok dengan harga yang lebih stabil.
Penyerapan Gabah Petani untuk Ketahanan Pangan
Selain mengelola ketersediaan stok, Bulog juga ditugaskan oleh pemerintah untuk menyerap gabah hasil panen petani dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional. Program ini bertujuan memastikan pasokan beras tetap aman serta memberikan harga jual yang adil bagi petani.
Di tingkat petani, Bulog membeli gabah kering panen (GKP) dengan harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram. Suyamto menekankan bahwa penyerapan ini memiliki dua tujuan utama, yakni memastikan ketersediaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) serta mendukung target swasembada pangan nasional.
“CBP sangat penting karena menjadi salah satu indikator utama apakah kita telah mencapai swasembada atau belum. Ini berkaitan dengan jumlah cadangan beras yang tersimpan di gudang Bulog,” ujarnya.
Suyamto juga mengajak para petani untuk menjual gabah mereka langsung ke Bulog guna memastikan harga yang stabil dan menghindari permainan harga oleh tengkulak.
“Kami turun langsung ke sawah untuk membeli gabah dengan harga Rp6.500 per kilogram, lalu mengolahnya di fasilitas penggilingan kami maupun melalui kerja sama dengan mitra Bulog,” tambahnya.
Komitmen Bulog untuk Stabilitas Pangan Nasional
Bulog menegaskan komitmennya dalam menjaga kelancaran distribusi bahan pangan serta memastikan stabilitas harga di seluruh Indonesia.
“Kami optimis melalui strategi pengelolaan stok, operasi pasar, dan penyerapan gabah, Bulog dapat mendukung kebijakan pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional serta memberikan manfaat langsung bagi petani dan masyarakat luas,” tutup Suyamto.