Keutamaan Bulan Sya’ban dan Amalan yang Dianjurkan

Bulan Sya’ban adalah bulan yang terletak di antara Rajab dan Ramadhan. Meskipun sering terlupakan, bulan ini memiliki banyak keutamaan dan menjadi kesempatan bagi umat Islam untuk memperbanyak ibadah sebagai persiapan menyambut Ramadhan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjadikan Sya’ban sebagai bulan penuh amal, terutama dalam hal berpuasa. Lalu, apa saja keutamaan bulan Sya’ban dan amalan yang dianjurkan? Mari kita bahas lebih dalam!
Asal Usul Nama Bulan Sya’ban
Nama “Sya’ban” berasal dari kebiasaan orang Arab di masa lalu yang berpencar untuk mencari air atau berlindung di gua setelah bulan Rajab berlalu. Ibnu Hajar Al-‘Asqalani menjelaskan:
“Dinamakan Sya’ban karena mereka berpencar-pencar mencari air atau berlindung di gua-gua setelah bulan Rajab Al-Haram.” (Fathul-Bari IV/213, Bab Shaumi Sya’ban)
Keutamaan Bulan Sya’ban
Meskipun tidak termasuk dalam bulan haram seperti Rajab, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram, bulan Sya’ban memiliki keistimewaan tersendiri. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Itu adalah bulan yang banyak manusia melalaikannya, terletak antara bulan Rajab dan Ramadhan. Dia adalah bulan diangkatnya amal kepada Rabb semesta alam. Dan saya suka jika amalanku diangkat dalam keadaan saya sedang berpuasa.” (HR An-Nasai no. 2357, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan An-Nasai)
Dari hadits ini, kita bisa mengambil pelajaran bahwa bulan Sya’ban adalah kesempatan untuk memperbanyak amal ibadah agar tercatat sebagai kebaikan sebelum memasuki bulan suci Ramadhan.
Amalan-Amalan yang Dianjurkan di Bulan Sya’ban
1. Memperbanyak Puasa Sunnah
Puasa sunnah di bulan Sya’ban memiliki kedudukan yang istimewa. Aisyah radhiallahu ‘anha berkata:
“Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa lebih banyak selain di bulan Sya’ban.” (HR Al-Bukhari no. 1969 dan Muslim 1156/2721)
Bahkan, Ummu Salamah radhiallahu ‘anha juga meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sering berpuasa dua bulan berturut-turut, yaitu Sya’ban dan Ramadhan. Puasa ini menjadi sarana latihan sebelum memasuki bulan Ramadhan agar tubuh lebih terbiasa.
2. Memperbanyak Membaca Al-Qur’an
Bulan Sya’ban sering disebut sebagai “bulan para pembaca Al-Qur’an.” Tradisi para ulama terdahulu menunjukkan bahwa mereka mulai memperbanyak membaca dan menghafal Al-Qur’an sejak Sya’ban sebagai persiapan memasuki Ramadhan. Salamah bin Kuhail rahimahullah mengatakan:
“Dulu dikatakan bahwa bulan Sya’ban adalah bulannya para qurra’ (pembaca Al-Qur’an).” (Lathaiful-Ma’arif, hal. 138)
Amalan ini bisa kita contoh dengan mulai meningkatkan interaksi dengan Al-Qur’an, baik dengan membacanya, menghafalnya, atau mentadabburi maknanya.
3. Memperbanyak Amalan Shalih
Para ulama terdahulu menganggap bulan Sya’ban sebagai masa persiapan spiritual sebelum Ramadhan. Abu Bakr Al-Balkhi rahimahullah pernah berkata:
“Bulan Rajab adalah bulan menanam, bulan Sya’ban adalah bulan menyirami tanaman, dan bulan Ramadhan adalah bulan panen.” (Lathaiful-Ma’arif, hal. 130)
Hal ini berarti bahwa kita harus mulai membiasakan diri dengan amal shalih di bulan Sya’ban agar ketika Ramadhan tiba, kita sudah siap untuk lebih maksimal dalam beribadah.
4. Menjauhi Permusuhan dan Perbuatan Syirik
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah melihat pada malam pertengahan bulan Sya’ban, lalu mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.” (HR Ibnu Majah no. 1390, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Ibnu Majah)
Hadits ini menjadi pengingat agar kita menjauhi perbuatan syirik dan permusuhan. Oleh karena itu, bulan Sya’ban bisa menjadi momentum untuk memperbaiki hubungan dengan sesama dan membersihkan hati dari dendam serta iri hati.
5. Menghidupkan Malam Nisfu Sya’ban?
Malam pertengahan bulan Sya’ban atau Nisfu Sya’ban sering dianggap memiliki keistimewaan. Namun, para ulama berbeda pendapat tentang mengkhususkan ibadah di malam tersebut. Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan:
“Malam Nisfu Sya’ban memiliki keutamaan, dan di kalangan salaf ada yang melakukan shalat pada malam tersebut. Namun, menghidupkannya secara berjamaah di masjid adalah bid’ah.” (Al-Fatawa Al-Kubra V/344)
Mayoritas ulama memperbolehkan ibadah seperti shalat malam dan membaca Al-Qur’an di malam Nisfu Sya’ban, tetapi tidak secara berjamaah dan tidak dengan tata cara khusus yang tidak ada tuntunannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Bulan Sya’ban adalah bulan penuh berkah yang sering dilupakan oleh banyak orang. Padahal, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mencontohkan agar kita memperbanyak ibadah di bulan ini, terutama puasa sunnah. Selain itu, kita juga bisa meningkatkan amalan lain seperti membaca Al-Qur’an, memperbanyak amal shalih, dan menjauhi permusuhan serta perbuatan syirik.
Menjadikan bulan Sya’ban sebagai ajang persiapan spiritual akan membantu kita memasuki Ramadhan dengan lebih siap dan semangat. Jadi, mari manfaatkan bulan ini sebaik mungkin untuk meningkatkan kualitas ibadah kita!
——
Referensi
Al-Khulashah fi Syarhil-Khamsiin Asy-Syamiyah. ‘Ali bin Nayif Asy-syahud. Darul-Ma’mur.
At-Tibyan li Fadhail wa Munkarat Syahri Sya’ban. Nayif bin Ahmad Al-Hamd