Strategi Sukses Waroeng Steak & Shake Tetap Laris
Kalau kamu pecinta steak dengan harga yang masuk akal, nama Waroeng Steak & Shake pasti sudah akrab di telinga. Restoran ini sudah jadi pilihan banyak orang sejak awal tahun 2000-an. Meski menyajikan makanan ala Barat, brand ini tetap memegang konsep “waroeng” yang membumi. Filosofi itu membuat siapapun—mulai dari pelajar, mahasiswa, sampai keluarga muda—merasa nyaman makan steak tanpa harus mikir dua kali soal harga.
Dan menariknya, meski sekarang kompetitor bermunculan di berbagai kota, eksistensi Waroeng Steak & Shake tidak goyah. Mereka masih jadi pilihan utama bagi pencinta hidangan steak murah, cepat, dan mengenyangkan. Bahkan dukungan mereka terhadap dunia bulu tangkis Indonesia menjadi salah satu cara paling efektif untuk memperluas brand awareness.
Bagaimana caranya restoran steak lokal bisa bertahan lebih dari 20 tahun? Jawabannya bukan sekadar “punya menu enak”, tetapi karena strategi bisnisnya sangat relevan dan konsisten.
Sekilas Perjalanan Bisnis Waroeng Steak & Shake
Kisah Waroeng Steak & Shake dimulai dari sepasang suami–istri asal Jogja, Pak Jody dan Bu Aniek, yang membuka kedai pertama mereka di Caturtunggal, Sleman, pada tahun 2000. Sebelum merintis usaha sendiri, mereka berdua sudah membantu bisnis steak milik ayahnya Pak Jody, yaitu Obonk Steak & Ribs.
Pengalaman belajar langsung dari bisnis keluarga membuat Pak Jody memahami peluang, tantangan, dan celah pasar yang bisa digarap. Dari pengalaman itulah, lahirlah konsep restoran steak unik yang punya segmentasi berbeda, harga terjangkau, dan suasana santai ala warung.
1. Segmentasi: Tidak Menebak Pasar, Tapi Memahami Mereka
Strategi pertama sekaligus paling fundamental dari Waroeng Steak & Shake adalah menentukan segmentasi pasar yang tepat.
Jika Obonk Steak & Ribs menargetkan kalangan menengah-ke-atas, Waroeng Steak memilih jalur berbeda: pelajar dan mahasiswa. Ini sangat cerdas, karena:
- Pelajar dan mahasiswa jumlahnya besar
- Konsumsi makan mereka tinggi
- Mereka mencari tempat makan enak dengan harga bersahabat
- Word-of-mouth di kalangan muda itu cepat banget
Nama “Waroeng” pun sengaja dipilih untuk menegaskan positioning ini. Sederhana, merakyat, tapi tetap punya nilai modern dan relevan.
Inilah pondasi yang kemudian membuat Waroeng Steak & Shake punya fanbase loyal hingga hari ini.
2. Product Differentiation: Bukan Sekadar Steak, Tapi Steak Versi Indonesia
Dalam dunia F&B, diferensiasi produk adalah napas utama agar bisnis tetap hidup. Dan Waroeng Steak melakukan ini dengan sangat kuat.
Pertama: Pioneer steak pakai nasi.
Mereka paham betul bahwa orang Indonesia punya prinsip “belum makan kalau belum makan nasi”. Jadi, Waroeng Steak menyediakan paket steak termasuk nasi putih. Ini simple, tapi powerful—dan jadi pembeda jelas dari restoran steak lainnya.
Kedua: Menu Kids & Fasilitas Keluarga
Loyal consumer Waroeng Steak & Shake banyak yang dulu mahasiswa, dan kini sudah berkeluarga. Mereka menyediakan menu khusus anak dan kids corner agar restoran nyaman dikunjungi keluarga. Ini contoh nyata adaptasi konsumen yang cerdas.
Ketiga: Hadirnya The Coffee by Waroeng Steak & Shake
Untuk menggaet generasi muda dan pecinta kopi, Waroeng Steak memperluas layanan dengan menghadirkan area khusus yang menyediakan kopi dan camilan kekinian.
Keempat: Brand Collaboration & Expansion
Sejak 2007, mereka bekerja sama dengan Bebek Goreng H. Slamet untuk membuka restoran Bebek Slamet by Waroeng. Semua brand ini berada di bawah Waroeng Group, termasuk Obonk. Ini menunjukkan bagaimana inovasi dan integrasi brand dilakukan secara berkelanjutan.
Diferensiasi yang dilakukan bukan hanya membuat produk lebih kaya, tetapi juga memperluas segmen pasar tanpa meninggalkan identitas utama mereka.
3. Support Bulu Tangkis: Strategi Branding Cerdas dan Menyentuh Emosi
Salah satu strategi branding paling kuat dari Waroeng Steak & Shake adalah keterlibatannya dalam dunia bulu tangkis Indonesia.
Saat sponsor rokok dilarang mendukung kegiatan olahraga, Waroeng Steak langsung melihat peluang ini. Mereka mulai men-support atlet bulu tangkis pada 2020, salah satunya pasangan legendaris Hendra Setiawan – Mohammad Ahsan (The Daddies).
Dampaknya besar karena:
- Bulu tangkis adalah olahraga paling dicintai di Indonesia
- Jangkauan penontonnya luas, dari kampung sampai kota besar
- Dukungan kepada atlet beresonansi secara emosional
- Brand mereka tampil di berbagai pertandingan internasional
Bahkan beberapa atlet luar negeri kini mulai tertarik dengan brand ini. Cara simple tapi berdampak besar untuk membangun brand equity.
4. Branding Religius dan Etis: Nilai Bisnis yang Tidak Dibuat-buat
Waroeng Steak & Shake punya filosofi bisnis yang sangat Islami. Nilai-nilai seperti kejujuran, keberkahan, dan pelayanan tulus jadi identitas yang selalu mereka pegang.
Beberapa bentuk konsistensinya:
- Sertifikasi halal MUI sejak 2009
- Transparansi standar keamanan pangan
- Pelayanan etis dan ramah
- Program ibadah haji/umrah untuk karyawan (sudah memberangkatkan 183 orang)
Ini bukan gimmick, tapi filosofi yang benar-benar dijalankan. Branding berbasis nilai seperti ini sangat kuat karena membuat konsumen merasa trust dan respect.
5. Program Waroeng Edukasi: Memberi Manfaat Nyata untuk Masyarakat
Waroeng Steak & Shake tidak ingin sukses sendirian. Mereka membuat program Waroeng Edukasi untuk membantu pelaku bisnis dan UMKM belajar langsung strategi, mindset, dan pengalaman bisnis.
Lewat akun Instagram @waroengacademy, mereka aktif:
- Mengunggah konten edukasi bisnis
- Menyelenggarakan webinar
- Mengadakan diskusi bareng Pak Jody
Inisiatif semacam ini semakin memperkuat posisi Waroeng Steak sebagai brand yang humanis, membumi, dan peduli pada perkembangan komunitas bisnis lokal.
Pelajaran Penting untuk Pelaku Bisnis F&B dan UMKM
Dari strategi Waroeng Steak & Shake, ada beberapa insight penting yang bisa kamu terapkan:
- Kenali segmen pasar dan fokuslah di sana
- Lakukan diferensiasi yang relevan dengan budaya lokal
- Bangun branding emosional, bukan sekadar visual
- Pegang nilai inti bisnis dan jalankan dengan konsisten
- Berbagi ilmu untuk memperluas dampak dan jaringan
Sederhana, tapi ketika dijalankan terus-menerus, hasilnya bisa membawa bisnis bertahan belasan bahkan puluhan tahun.
Kesimpulan: Waroeng Steak & Shake adalah Bukti bahwa Brand Lokal Bisa Sangat Tangguh
Perjalanan Waroeng Steak & Shake menunjukkan bahwa kesuksesan bisnis kuliner tidak hanya soal rasa makanan. Ada strategi pasar, nilai-nilai bisnis, branding emosional, dan inovasi produk yang berjalan seimbang.
Dari dedication Pak Jody dan timnya, brand ini berhasil membangun komunitas loyal dan menjadi bagian dari cerita makan banyak orang Indonesia.
Dan siapa tahu, strategi mereka bisa menjadi inspirasi besar untuk bisnis kamu juga?