Marketing

Strategi Rahasia Le Minerale: Begini Cara Mereka Pepet AQUA di Pasar Air Mineral!

Le Minerale – Sahabat Usaha Muslim, pernah nggak sih kalian sadar kalau tiba-tiba Le Minerale sudah ada di mana-mana? Padahal kalau diingat-ingat, dulu AQUA yang mendominasi pasar air minum dalam kemasan. Tapi sekarang, Le Minerale berhasil menduduki posisi kedua dan mengungguli merek lain seperti Vit, Club, dan Cleo yang lebih dulu eksis. Hebatnya lagi, data dari Top Brand Index menunjukkan bahwa pada 2021 hingga 2024, Le Minerale mengalami lonjakan dari 4,60% menjadi 18,80%, sementara AQUA justru turun dari 62,50% ke 46,90%.

strategi le minerale dalam persaingan AMDK
topbrand-award.com

 

strategi le minerale

Sebagai pendatang baru sejak 2015, Le Minerale sukses mengejar bahkan menyalip pesaing yang sudah mapan. Kok bisa secepat itu? Yuk, kita kupas strateginya!

Saya masih ingat pertama kali melihat persaingan di industri air minum dalam kemasan (AMDK) dari sudut pandang orang awam. Awalnya, saya pikir ini cuma soal merek mana yang lebih enak atau lebih murah. Tapi setelah membaca artikel-artikel bisnis lebih dalam , ternyata ada strategi perang dagang yang cukup menarik, terutama untuk merek baru seperti Lee Minerale.

Meskipun merek-merek besar sudah lebih dahulu menguasai industri AMDK, Lee Minerale hadir dengan pendekatan yang lebih agresif dan berani—sebuah strategi yang bisa disebut sebagai Hardball Manifesto. Strategi ini berfokus pada serangan langsung ke pesaing dengan diferensiasi produk, penetapan harga yang cerdik, serta pemasaran dan distribusi yang agresif.

Sejarah Lahirnya Le Minerale

Le Minerale merupakan produk dari PT Mayora Tbk, perusahaan yang sudah lama malang melintang di industri makanan dan minuman sejak 1977 dan resmi go public pada 1990. Nama Mayora pasti nggak asing, kan? Soalnya mereka juga memproduksi camilan legendaris seperti Roma Biskuit Kelapa, Beng-Beng, Astor, dan Malkist Crackers.

Melihat peluang besar di pasar air minum dalam kemasan (AMDK), Mayora akhirnya meluncurkan Le Minerale pada 2015. Sejak saat itu, mereka terus mengembangkan pabrik di berbagai daerah seperti Ciawi, Sukabumi, Pasuruan, Medan, dan Makassar, ditambah dua pabrik baru di Cianjur dan Palembang pada akhir 2016.

Strategi Le Minerale dalam Persaingan AMDK

1. Hardball Manifesto: Menyerang Pasar dengan Inovasi

Le Minerale nggak main-main dalam menghadapi persaingan. Mereka menerapkan strategi Hardball Manifesto, yaitu strategi agresif untuk mengalahkan kompetitor dengan inovasi yang sulit ditandingi.

Salah satu gebrakan paling berani adalah galon sekali pakai dengan pegangan ergonomis. Ini solusi cerdas buat orang-orang yang malas ribet tukar galon ke depot isi ulang. Selain praktis, konsumen juga lebih yakin soal kebersihannya karena galonnya baru setiap kali beli.

Nggak hanya itu, botol Le Minerale punya desain unik dengan segel ganda, memberikan kesan lebih higienis dan premium. Walaupun inovasi ini sempat memicu perdebatan soal dampak lingkungan akibat sampah plastik, nyatanya strategi ini berhasil meningkatkan loyalitas konsumen.

2. Sensory Marketing: Memainkan Emosi Konsumen dengan “Ada Manis-Manisnya”

Siapa yang nggak pernah dengar tagline “Ada manis-manisnya”? Tagline ini melekat di benak kita karena sukses memainkan psikologi konsumen. Banyak orang penasaran dan akhirnya membeli hanya untuk membuktikan apakah benar ada rasa manisnya.

Tapi faktanya, rasa “manis” dalam Le Minerale bukan karena tambahan gula, melainkan berasal dari kandungan mineral bikarbonat alami. Dengan mengedukasi konsumen soal perbedaan air mineral alami dengan air minum biasa, Le Minerale semakin memperkuat posisinya sebagai produk premium.

3. Meningkatkan Brand Awareness lewat Event dan Desain Kemasan

Le Minerale paham betul bahwa untuk sukses, mereka harus terus muncul di berbagai kesempatan. Salah satu strategi jitu mereka adalah menjadi sponsor dalam Piala Dunia, lengkap dengan kemasan edisi khusus yang langsung menarik perhatian para pecinta bola.

Selain itu, desain botolnya yang berbeda dari kompetitor membuatnya lebih mudah dikenali. Dengan bentuk ergonomis dan aksen unik, Le Minerale nggak hanya menarik perhatian tetapi juga meningkatkan efek pengulangan di ingatan konsumen.

4. Strategi Distribusi: Le Minerale Ada di Mana-Mana!

Nggak cukup hanya punya produk bagus, ketersediaan di pasar juga harus maksimal. Beruntungnya, Le Minerale berada di bawah naungan PT Mayora Indah Tbk, yang punya jaringan distribusi luas hingga ke pelosok.

Le Minerale juga memastikan bahwa mereka menyediakan berbagai varian ukuran kemasan, mulai dari 330 ml, 600 ml, hingga 1.500 ml, sehingga lebih fleksibel untuk berbagai kebutuhan. Dengan strategi ini, konsumen jadi lebih mudah menemukan dan memilih Le Minerale sesuai kebutuhan mereka.

5. Unique Selling Point (USP): Menawarkan Sesuatu yang Beda

Kalau semua merek air minum dalam kemasan itu-itu saja, nggak akan ada yang standout. Inilah kenapa Le Minerale menerapkan strategi Unique Selling Point (USP) untuk benar-benar membedakan diri dari kompetitor.

Salah satu keunikan terbesar adalah galon sekali pakai, yang menjawab keresahan banyak orang soal kebersihan galon isi ulang. Meskipun menimbulkan pro dan kontra soal isu lingkungan, nyatanya konsep ini berhasil menarik perhatian dan meningkatkan angka penjualan.

Keberhasilan Le Minerale dalam menembus pasar AMDK di Indonesia bukan sekadar kebetulan. Mereka menerapkan strategi pemasaran yang agresif, inovatif, dan tepat sasaran. Mulai dari Hardball Manifesto, Sensory Marketing, distribusi yang luas, hingga Unique Selling Point yang kuat, semua ini membuat Le Minerale menjadi pesaing berat bagi AQUA dan merek lainnya.

Bagi para pelaku usaha, strategi Le Minerale bisa jadi inspirasi dalam menyusun taktik pemasaran yang efektif. Dengan inovasi, branding yang kuat, serta memahami kebutuhan konsumen, siapa pun bisa menembus pasar dan meraih kesuksesan seperti yang dilakukan Le Minerale.

 

Show More

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button