Aksa Mahmud: Tantangan Masa Depan Ada di Sektor Pangan, Bukan Teknologi
MAKASSAR – Founder Bosowa Group, HM Aksa Mahmud, menilai bahwa tantangan besar dunia di masa depan bukan lagi sekadar persaingan teknologi, melainkan persoalan pangan. Menurutnya, sektor pangan akan menjadi kunci utama keberlangsungan bangsa di era mendatang.
“Revolusi yang akan dihadapi dunia ke depan adalah masalah pangan. Dunia akan menghadapi problem besar di sektor ini,” ujar Aksa Mahmud dalam acara Sinergi Membangun Ekosistem Strategis Terpadu dan Adaptif (SEMESTA) Panen Raya Berdikari 2025 di Lobby Tokyo Phinisi Point Mall (PIPO), Makassar, Sabtu (8/11/2025). Dikutip dari tribunnews.com
Aksa menegaskan, Indonesia—khususnya Sulawesi Selatan—memiliki potensi besar di bidang pangan. Namun, tantangan utama adalah meningkatkan produktivitas padi per hektare. Saat ini, produktivitas padi di Sulsel masih berkisar antara 5 hingga 6 ton per hektare, jauh di bawah capaian negara lain seperti China yang mampu menghasilkan hingga 18 ton per hektare.
“Sulsel harus bisa meningkatkan produksi menjadi 8 sampai 10 ton per hektare. Kalau itu tercapai, bukan hanya swasembada, tapi juga bisa ekspor. Kita bisa surplus hingga 6–7 juta ton beras,” jelasnya.
Bosowa Group sendiri telah memulai langkah konkret dengan mengembangkan produksi padi di Kabupaten Wajo. “Produksi beras di Wajo sudah mencapai 7 ton per hektare. Kami sedang siapkan bibit unggul agar bisa naik ke 8–10 ton,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Aksa juga mendorong para akademisi dan guru besar di bidang pertanian untuk menghadirkan terobosan baru dalam peningkatan produktivitas pangan.
Acara SEMESTA Panen Raya Berdikari 2025 yang digelar oleh Politeknik Bosowa menampilkan lima inovasi unggulan karya kampus politeknik dari Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara (Sultanbatara). Beberapa di antaranya adalah solar cell freezer box terapung (Sulbar), biochar dan briket arang ramah lingkungan (Sulsel), ecofeed amino (Sultra), serta ZAPA emas pewarna alami batik (Sulsel). Ada pula penebar pakan otomatis bertenaga surya yang dilengkapi pemantauan air tambak berbasis IoT (Sulsel).
Program SEMESTA Panen Raya Berdikari merupakan inisiatif strategis Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) di bawah Direktorat Pemanfaatan dan Diseminasi Sains dan Teknologi. Program ini menjadi tindak lanjut dari kegiatan ekosistem kemitraan yang telah berjalan sejak 2023.
Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi, Prof. Dr. Eng. Yudi Darma, S.Si., M.Si., menegaskan bahwa tujuan utama program ini adalah menciptakan lulusan yang kompeten serta masyarakat dengan literasi sains yang tinggi.
“Kita ingin mengubah paradigma perguruan tinggi, termasuk politeknik, bukan hanya sebagai tempat belajar, tapi juga penyedia solusi nyata bagi masyarakat dan dunia industri,” ujar Prof. Yudi Darma.